"Kekalahan PDIP di Jawa Tengah dan daerah lain dipengaruhi oleh visi misi kandidat yang kurang relevan dengan kebutuhan pemilih di akar rumput. Selain itu, kombinasi pengaruh Prabowo dan Jokowi memberikan keuntungan besar bagi KIM Plus," katanya.
Kekalahan PDIP di beberapa daerah strategis, termasuk Jawa Tengah dan Jawa Timur, menjadi tantangan besar bagi partai berlambang banteng ini.
Sebagai partai yang mengusung ideologi Pancasila, PDIP perlu mengevaluasi strategi kampanyenya, terutama dalam menyampaikan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Hasil Pilkada 2024 menunjukkan bahwa dinamika politik di Indonesia semakin kompetitif, dengan dua kekuatan besar, PDIP dan KIM Plus, saling berhadapan di berbagai wilayah.
Pilkada ini juga mencerminkan pentingnya kolaborasi antara mesin partai yang kuat dan ketokohan kandidat dalam memenangkan hati pemilih.
Pilkada serentak 2024 menjadi momen penting dalam peta politik Indonesia, menunjukkan persaingan ketat antara PDIP dan KIM Plus.
Hasil quick count mengungkapkan kemenangan signifikan KIM Plus di beberapa provinsi utama, sementara PDIP tetap mempertahankan kekuatannya di wilayah lain.
Ke depan, kedua kekuatan politik ini akan terus berupaya memperkuat posisinya, terutama menjelang Pemilu 2029.