Kandungan karbohidrat dari tepung terigu menjadi sumber energi utama, sementara mentega dan susu memberikan tambahan lemak dan protein.
Namun, karena proses pembuatannya melibatkan penggunaan mentega, konsumsi secara berlebihan perlu dihindari untuk menjaga keseimbangan asupan lemak.
Roti Maryam dalam Bisnis Kuliner
Melihat popularitasnya, banyak pengusaha kuliner yang menjadikan roti Maryam sebagai peluang bisnis.
Produk ini tidak hanya diminati di restoran tetapi juga dalam bentuk roti Maryam beku siap masak yang dijual di supermarket.
Kemudahan dalam pengolahan dan daya tahan yang cukup lama membuat roti ini menjadi pilihan praktis bagi konsumen.
Beberapa merek lokal bahkan sudah memasarkan roti Maryam hingga ke mancanegara.
Inovasi dalam rasa, seperti menambahkan pandan, red velvet, atau isian daging, turut menarik perhatian pasar yang lebih luas.
Budaya dan Tradisi yang Tetap Hidup
Roti Maryam bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia.
Kehadirannya menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia dapat menerima dan mengadaptasi berbagai budaya kuliner dari luar, menjadikannya bagian dari tradisi lokal.
Dalam berbagai kesempatan, roti Maryam kerap hadir di acara keluarga, perayaan hari besar Islam, hingga kegiatan sosial.
Keterkaitan makanan ini dengan momen kebersamaan membuatnya semakin istimewa di hati masyarakat.
Roti Maryam adalah bukti nyata bahwa makanan dapat menjadi jembatan budaya yang menghubungkan berbagai tradisi.
Dengan cita rasa yang khas, proses pembuatan yang unik, serta nilai budaya yang tinggi, roti ini tidak hanya disukai sebagai hidangan tetapi juga menjadi bagian dari identitas kuliner Indonesia.
Di tengah perkembangan dunia kuliner yang semakin inovatif, roti Maryam tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat, baik sebagai warisan budaya maupun sebagai sajian yang nikmat di setiap waktu.*