Keunikan Ghumah Baghi : Rumah Adat Suku Pasemah yang Terancam Punah !

Selasa 26 Nov 2024 - 13:45 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Semua Ghumah Baghi di desa ini juga telah mengalami renovasi, dengan penambahan ruang depan dan pembuatan jendela.

Pendataan ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar Ghumah Baghi telah mengalami perubahan atau bahkan kerusakan, masih ada beberapa rumah adat yang bertahan.

Namun, untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tidak hilang begitu saja, upaya pelestarian yang lebih serius perlu dilakukan.

Renovasi yang tidak memperhatikan nilai-nilai budaya asli bisa menyebabkan hilangnya identitas Ghumah Baghi itu sendiri.

Oleh karena itu, pendataan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lahat ini sangat penting untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga rumah adat sebagai bagian dari identitas budaya Suku Pasemah.

Tim berharap dengan dokumentasi ini, generasi muda dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan nenek moyang mereka, sehingga Ghumah Baghi tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga dapat bertahan sebagai simbol kebudayaan yang hidup.

Selain rumah adatnya, Kecamatan Tanjung Sakti Pumu juga dikenal sebagai daerah penghasil kopi robusta berkualitas.

Kopi yang ditanam di kawasan perbukitan dengan ketinggian lebih dari 750 meter di atas permukaan laut ini menjadi komoditas utama yang menyokong perekonomian masyarakat setempat.

Kopi robusta khas Tanjung Sakti Pumu ini memiliki cita rasa yang khas, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggemar kopi di luar daerah.

Tidak hanya sebagai sumber penghidupan, kopi robusta juga menjadi bagian dari budaya masyarakat Pasemah, yang bisa dilihat dalam setiap kesempatan sosial dan budaya.

Saat tim melakukan kunjungan ke beberapa desa, mereka sempat berbincang dengan Kepala Desa Tanjung Alam sambil menikmati secangkir kopi khas Tanjung Sakti Pumu.

Melalui kopi, masyarakat Pasemah juga dapat menunjukkan kearifan lokal mereka kepada dunia luar.

Namun, seiring berjalannya waktu, pelestarian warisan budaya seperti Ghumah Baghi menghadapi banyak tantangan.

Perubahan gaya hidup, modernisasi, dan bahkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya melestarikan rumah adat membuat keberadaan Ghumah Baghi semakin terancam.

Rumah-rumah adat ini, meskipun masih digunakan sebagai tempat tinggal, seringkali telah mengalami perubahan besar yang mengurangi keasliannya.

Untuk itu, upaya-upaya seperti pendataan, renovasi yang sesuai dengan kaidah budaya, serta pendidikan kepada generasi muda sangat diperlukan.

Kategori :