Depati Jipang segera menyadari bahwa kemungkinan besar di hulu sungai terdapat dusun yang baru saja melangsungkan pesta, dengan daun-daun kelapa muda digunakan sebagai hiasan gerbang.
Untuk memastikan hal tersebut, Depati Jipang memerintahkan Kerie Ismail dan Puyang Kapuk untuk menyusuri Sungai Lagan hingga ke hulunya.
Jika memang ada dusun di sana, mereka diperintahkan untuk mengajak bergabung dalam persatuan di Ulak Bandung.
Saat Kerie Ismail dan Puyang Kapuk masih dalam perjalanan, tiga orang asing yang disebut sebagai orang selang tiba-tiba datang ke dusun Ulak Bandung.
Kedatangan mereka menimbulkan tanda tanya, karena asal dan tujuan mereka tidak diketahui.
Rakyat dusun segera melaporkan hal ini kepada Depati Jipang, yang kemudian memerintahkan agar ketiga orang selang itu menghadap.
Setelah ditanyai, mereka mengungkapkan bahwa mereka berasal dari negeri “Silam”, yang tidak terlihat oleh manusia biasa.
Dusun mereka bernama Resam, dan mereka datang atas perintah Raja Resam untuk menemui Kimas Bunang.
Ketiga orang ini adalah:
1. Putra Maya, anak raja negeri Resam.
2. Sejagat, seorang hulubalang dari negeri Resam.
3. Sebumi, hulubalang lainnya dari negeri Resam.
Para tamu misterius itu memiliki kemampuan menghilang.
Mereka dibawa ke balai dusun untuk diperkenalkan kepada seluruh pimpinan dan rakyat Ulak Bandung.
Ketika Kerie Ismail dan Puyang Kapuk kembali dari perjalanan mereka tanpa menemukan dusun di hulu Sungai Lagan.
Kimas Bunang menyimpulkan bahwa dusun yang mereka cari adalah negeri Silam, dan utusannya, yaitu Putra Maya beserta kedua hulubalangnya, telah tiba di Ulak Bandung.