KORANPALPOS.COM - PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), perusahaan patungan antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK), terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dan efisiensi energi melalui pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel-8 (PLTU Tanjung Lalang).
Dengan kapasitas terpasang sebesar 2x660 megawatt (MW), PLTU ini menggunakan teknologi superkritikal untuk mengoptimalkan penggunaan bahan bakar batu bara sekaligus menekan emisi gas buang yang dihasilkan.
Wakil Direktur Utama HBAP, Dody Arsadian, menjelaskan bahwa teknologi superkritikal di PLTU Tanjung Lalang berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pembakaran batu bara.
BACA JUGA:Proyek Raksasa Tol Trans Sumatera Terhubung Dalam 5 Tahun Mendatang
Teknologi ini mengubah fase air menjadi uap pada suhu dan tekanan sangat tinggi, di mana air tetap berada dalam kondisi superkritikal tanpa adanya perubahan fase yang jelas.
Dalam kondisi ini, air dapat menyerap lebih banyak energi panas, memungkinkan pemanasan dan penguapan terjadi secara simultan, sehingga menghasilkan uap dengan efisiensi tinggi.
“Teknologi superkritikal ini memungkinkan kami menggunakan bahan bakar batu bara dalam jumlah lebih sedikit untuk menghasilkan energi yang sama besar, dibandingkan dengan PLTU berteknologi konvensional. Selain efisien, PLTU ini juga lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi lebih rendah,” ujar Dody dalam keterangan resminya di Jakarta pada Selasa pagi.
BACA JUGA:Proyek Raksasa PLTS 300 MW di Sumatera Selatan : Maju Bersama Energi Terbarukan !
BACA JUGA:Waskita Karya Kejar Target Proyek Raksasa IKN : Gedung Sekretariat Presiden Hampir Rampung !
Dengan penggunaan teknologi superkritikal, PLTU Tanjung Lalang memiliki keunggulan dalam efisiensi energi dan penurunan emisi.
Teknologi ini merupakan salah satu langkah konkret dalam mendukung transisi energi yang lebih bersih, sesuai dengan visi jangka panjang HBAP sebagai penyedia tenaga listrik berstandar dunia yang mengedepankan prinsip keberlanjutan.
Selain teknologi superkritikal, PLTU Tanjung Lalang juga dilengkapi dengan perangkat pendukung ramah lingkungan, seperti electrostatic precipitator (ESP) dan flue gas desulphurization (FGD).
BACA JUGA:Progres Proyek Raksasa Tol Laut di Indonesia : Begini Penjelasan Menteri Perhubungan !