Sektor minyak goreng juga tidak luput dari pergerakan harga yang fluktuatif.
Harga minyak goreng kemasan sederhana tercatat naik 0,60 persen atau Rp110, menjadi Rp18.380 per kg.
Kenaikan harga minyak goreng ini turut berimbas pada konsumen yang tergantung pada minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk rumah tangga maupun usaha kecil menengah.
Di sisi lain, harga minyak goreng curah mengalami penurunan sebesar 0,78 persen atau Rp130, menjadi Rp16.640 per kg.
Meskipun tren ini diperkirakan tidak akan bertahan lama mengingat ketergantungan pada impor minyak nabati.
Harga gula konsumsi juga menunjukkan kenaikan, sebesar 1,50 persen atau Rp270, dengan harga yang tercatat sebesar Rp18.250 per kg.
Kenaikan ini didorong oleh faktor pasokan dan permintaan yang terus meningkat, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya bertepatan dengan peningkatan permintaan untuk kebutuhan perayaan.
Kedelai biji kering impor tercatat mengalami kenaikan harga sebesar 2,73 persen atau Rp290, sehingga harganya menjadi Rp10.900 per kg.
Harga ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga global dan ketergantungan Indonesia pada impor kedelai sebagai bahan baku utama produk tempe dan tahu.
Sementara itu, harga tepung terigu curah tercatat naik 0,59 persen atau Rp60 menjadi Rp10.160 per kg, sedangkan harga tepung terigu non-curah turun 1,37 persen atau Rp180, menjadi Rp12.590 per kg.
Penurunan harga tepung terigu non-curah ini didorong oleh distribusi yang lebih efisien dan ketersediaan stok yang lebih baik.
Harga jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan signifikan, yakni 8,92 persen atau Rp530 menjadi Rp6.470 per kg.
Kenaikan harga jagung ini diperkirakan akan berdampak pada biaya pakan ternak yang lebih tinggi, yang pada gilirannya dapat memengaruhi harga produk-produk peternakan seperti daging ayam dan telur.
Harga ikan juga mengalami pergerakan harga yang cukup dinamis.
Ikan kembung tercatat naik 3,27 persen atau Rp1.200, menjadi Rp37.870 per kg.
Sementara ikan tongkol naik 1,28 persen atau Rp390, menjadi Rp30.860 per kg.