"Tidak semua masyarakat memiliki kapasitas untuk menampung air dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama pemadaman berlangsung.
Ini terutama berdampak pada keluarga dengan anak kecil atau lansia yang membutuhkan akses air bersih secara rutin," katanya.
Taufik juga menyarankan agar Perumda Tirta Musi tidak hanya mengandalkan perbaikan jangka pendek untuk meningkatkan kualitas air, tetapi juga melakukan perencanaan jangka panjang untuk memperkuat infrastruktur pengolahan air, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Selain itu, perlu ada upaya untuk meminimalkan gangguan pasokan air di masa mendatang, seperti pembenahan sistem distribusi yang lebih efisien dan peningkatan kapasitas instalasi pengolahan air agar lebih tahan terhadap permintaan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan populasi kota," tambahnya.
Sebagai penutup, Taufik mengingatkan bahwa perbaikan pada infrastruktur air harus tetap memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
"Kualitas air yang baik tidak hanya tercapai melalui perbaikan teknis, tetapi juga harus memperhatikan dampaknya terhadap ekosistem dan lingkungan sekitar. "Oleh karena itu, upaya pengelolaan air harus dilakukan dengan bijaksana, agar tidak merusak sumber daya alam yang ada, " ucapnya.
Taufik mengingatkan perlunya keseimbangan antara upaya perbaikan dan pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat.