Petani Cabai Ogan Ilir Menjerit : Harga Anjlok, Panen Gagal, Obat-Obatan Melambung !

Kamis 31 Oct 2024 - 19:44 WIB
Reporter : Isro Antoni
Editor : Maryati

OGANILIR, KORANPALPOS.COM - Para petani cabai di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir, mengalami situasi sulit akibat tingginya serangan hama yang merusak tanaman mereka. 

Salah satu petani, Fikri, menyampaikan keluhannya terkait hasil panen cabai yang banyak mengalami kerusakan berupa koreng sehingga menjadi busuk dan kering. Keadaan ini diperparah oleh harga jual cabai di pasaran yang jauh di bawah biaya produksi.

Menurut Fikri, harga jual cabai saat ini hanya berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogram. Angka ini sangat rendah dibandingkan harga sebelumnya yang mencapai Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram.

"Dengan harga murah saat ini, jangankan untuk mendapatkan keuntungan, untuk biaya perawatannya saja sudah tidak sebanding dengan harga jual yang ada," ujar Fikri kepada wartawan. Kamis, 31 Oktober 2024.

BACA JUGA:Realisasi Pajak Tembus 84,66 Persen : UPTB Samsat Prabumulih Optimis Capai Target !

BACA JUGA:Syarat Adminitrasi Pembayaran Pajak Jadi Sorotan: Begini Penjelasan Samsat Lubuklinggau

Biaya produksi cabai yang tinggi disebabkan oleh harga obat-obatan dan pupuk yang mahal. Fikri berharap agar harga jual cabai dapat seimbang dengan harga kebutuhan pertanian tersebut. Ia menyebutkan bahwa harga jual yang ideal seharusnya berada di angka Rp 35 ribu per kilogram agar petani tidak mengalami kerugian.

Kerusakan panen yang dialami petani cabai diakibatkan oleh berbagai jenis hama yang menyerang tanaman secara masif.

"Tanpa adanya obat pestisida dan perawatan lain, cabai menjadi rentan terhadap serangan hama, sehingga banyak yang terkena koreng, kecut, busuk, dan akhirnya kering," jelas Fikri. Hal ini mengakibatkan banyak cabai yang tidak layak jual dan akhirnya terbuang.

Fikri mengungkapkan bahwa ketika kondisi tanaman normal, ia bisa mendapatkan hasil panen maksimal hingga 3 ton cabai dari setengah hektar lahan. Namun, dalam kondisi saat ini, hasil panen menurun drastis hingga hanya mencapai sekitar 1 ton, penurunan yang mencapai dua kali lipat dari kondisi normal.

BACA JUGA:Cek Kesiapan Komponen Pendukung: Tim Wasev Sterad Kunjungi Kodim 0402/OKI!

BACA JUGA:46 Kendaraan Terjaring Razia Gabungan Lintas Sektoral di Prabumulih

Adapun jenis hama yang sering merusak tanaman cabai di Mekar Jaya di antaranya adalah trips, kutu daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah, dan ulat grayak. Serangan hama-hama ini sangat merugikan petani, karena selain mengurangi jumlah panen, juga menurunkan kualitas cabai yang dihasilkan.

Menurunnya hasil panen dan rendahnya harga jual cabai memaksa para petani cabai untuk mencari cara lain agar tetap bertahan. Namun, tanpa dukungan harga yang lebih stabil atau ketersediaan obat dan pupuk yang terjangkau, kondisi petani cabai di Mekar Jaya akan semakin sulit.

"Kita bingung juga ini untuk selanjutnya masih bisa tanam cabai tidak mengingat saat ini tidak ada keuntungan yang kita dapat," katanya.

Kategori :