dalam al-Qur’an.
وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81)
"Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran." (QS. Al-Kahfi: 80-81).
Ternyata Allah menggantikan anak itu dengan yang lebih baik bagi orang tuanya, karena Allah tahu apa yang terbaik.
BACA JUGA:Menjadi Manusia Terbaik: Panjang Usia, Banyak Amal
BACA JUGA:Setiap Lelah adalah Jalan Menuju Ridha Allah, Asalkan Ikhlas
Kisah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha juga menunjukkan bahwa musibah dapat berbuah kebaikan. Ketika ditinggal wafat suaminya, Abu Salamah, ia berdoa dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
"Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik."
Allah mengabulkan doanya dengan menghadirkan Rasulullah SAW sebagai penggantinya, suatu anugerah yang luar biasa.
Pada intinya, semua peristiwa dalam hidup adalah ujian dan bentuk kasih sayang dari Allah. Ketetapan-Nya adalah yang terbaik, meski tak selalu sesuai harapan. Sebagai manusia, kita diwajibkan untuk berusaha dengan sebaik mungkin, tetapi hasil akhir tetap di tangan Allah. Seperti kata penyair,
عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ
وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِدُ
"Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan, tetapi ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya."
BACA JUGA:Islam, Agama yang Sempurna: Jalan Menuju Surga Telah Dijelaskan Tanpa Celah
BACA JUGA:Memaafkan: Kunci untuk Melepaskan Beban Emosional dan Mencapai Kedamaian Jiwa