Di masa sekarang, Bahasa Belide diperkirakan sudah banyak dipengaruhi oleh kosakata Melayu Palembang.
Akibatnya, Bahasa Belide yang asli semakin jarang terdengar, dan pergeseran bahasa ini menjadi perhatian banyak pihak yang ingin melestarikan budaya lokal.
Bahasa Belide sendiri merupakan salah satu identitas utama yang membedakan Suku Belida dari suku-suku lainnya di Sumatera Selatan.
Selain nama suku, nama ikan Belida juga terkenal di wilayah Sumatera Selatan, terutama karena ikan ini sering diolah menjadi makanan khas berupa kemplang.
Ikan Belida memiliki daging yang lezat dan kenyal, sehingga sangat cocok dijadikan bahan dasar makanan ringan khas Palembang ini.
Kemplang adalah sejenis kerupuk yang sangat digemari oleh masyarakat setempat dan juga wisatawan.
Kelezatan kemplang yang terbuat dari ikan Belida ini semakin menambah daya tarik budaya kuliner Suku Belida dan masyarakat sekitar Muara Belida.
Pemerintah setempat berharap bahwa dengan revitalisasi kolam pembibitan dan pengembangan sektor perikanan, Muara Belida bisa kembali menjadi pusat ekonomi perikanan di Sumatera Selatan.
Program yang dirancang oleh Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, menjadi salah satu langkah strategis untuk menghidupkan kembali sektor perikanan yang dulu pernah berjaya di daerah ini.
Dengan luas lahan sekitar 14,6 hektare yang dialokasikan untuk pusat penelitian dan pembesaran ikan dan udang, diharapkan Muara Belida dapat kembali berkontribusi dalam produksi ikan nasional.
Sementara itu, dari sisi budaya, pelestarian bahasa dan tradisi Suku Belida menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah dan masyarakat setempat.
Pelestarian bahasa dan budaya lokal dapat dijadikan daya tarik wisata dan dijadikan bagian dari kurikulum pendidikan lokal untuk memperkenalkan generasi muda pada akar budaya mereka.
Muara Belida dengan potensi alamnya yang melimpah, budaya yang kaya, dan sejarah panjang menjadi aset berharga bagi Kabupaten Muara Enim.
Upaya pengembangan infrastruktur dan perikanan di kawasan ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat lokal, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka.
Pembangunan pusat penelitian dan pembibitan ikan serta udang akan memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat sekitar, serta menjadi destinasi edukasi bagi para akademisi dan peneliti yang ingin mempelajari biota perairan sungai.
Dalam hal ini, dukungan pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan rencana tersebut.