Kenaikan nilai dolar membuat harga emas dalam mata uang lain, termasuk rupiah, menjadi lebih mahal.
Sebaliknya, jika dolar melemah, harga emas cenderung naik.
3. Ketidakpastian Ekonomi dan Politik
Situasi ketidakpastian, baik dari aspek ekonomi global maupun isu politik, sering kali mendorong investor untuk membeli emas sebagai aset aman (safe haven).
Dalam kondisi krisis ekonomi atau politik, permintaan terhadap emas meningkat, yang kemudian mendorong harga emas naik.
4. Tingkat Inflasi
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Ketika tingkat inflasi meningkat, banyak investor memilih emas untuk melindungi nilai aset mereka, sehingga permintaan dan harga emas mengalami peningkatan.
5. Permintaan Fisik dan Industri
Permintaan emas untuk keperluan industri, perhiasan, atau teknologi juga turut memengaruhi harga emas global.
Meningkatnya kebutuhan emas di berbagai sektor industri dapat mendorong harga emas naik karena adanya peningkatan permintaan yang signifikan.
Banyak masyarakat yang memilih emas sebagai pilihan investasi karena karakteristiknya yang dianggap stabil dan relatif aman dari inflasi.
Berbeda dengan instrumen investasi lainnya, harga emas cenderung naik seiring berjalannya waktu.
Meskipun mengalami fluktuasi, dalam jangka panjang harga emas memiliki potensi untuk terus meningkat, terutama dengan adanya permintaan dari industri dan konsumen yang terus bertumbuh.
Selain itu, emas juga likuid atau mudah dijual kembali saat membutuhkan dana.
Dengan adanya fasilitas buyback dari Antam, pemilik emas batangan dapat langsung menjual kembali emas yang dimiliki kapan pun mereka membutuhkan, tanpa harus menunggu pembeli lain.