Hal ini, menurut BMKG, bisa berpengaruh pada kondisi laut dan menyebabkan ombak tinggi di perairan Indonesia.
Para nelayan dan masyarakat yang berada di pesisir diimbau untuk berhati-hati, terutama saat beraktivitas di laut.
BMKG juga mengidentifikasi adanya daerah konvergensi yang memanjang di wilayah Sumatera Selatan, Teluk Bone, Sulawesi Tengah, dan Papua.
Daerah konvergensi ini merupakan daerah pertemuan massa udara dari arah yang berlawanan yang dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan hujan yang merata di wilayah yang dilintasi daerah konvergensi.
Prakirawan cuaca BMKG juga menekankan bahwa wilayah dengan daerah konvergensi sering kali mengalami hujan yang lebih lebat, sehingga diharapkan masyarakat di daerah tersebut lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir dan tanah longsor.
Selain hujan dan angin kencang, BMKG juga mengingatkan adanya potensi banjir rob di pesisir utara Jawa Tengah pada 27 Oktober 2024.
Banjir rob terjadi ketika air laut pasang dan menyebabkan genangan air di daratan pesisir.
Fenomena ini sering kali dipengaruhi oleh gravitasi bulan serta kondisi cuaca tertentu, termasuk keberadaan siklon tropis yang meningkatkan gelombang laut.
Potensi banjir rob ini bisa berdampak signifikan terhadap aktivitas warga di kawasan pesisir, seperti kegiatan nelayan, distribusi barang, dan pemukiman di sekitar pesisir.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau informasi dari BMKG terkait perkembangan pasang surut air laut.
Menghadapi kondisi cuaca yang beragam dan berubah-ubah, BMKG mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Selain itu, masyarakat diminta untuk berhati-hati dan menghindari tempat terbuka atau di bawah pohon besar saat terjadi hujan deras atau petir.
Masyarakat juga diharapkan untuk menjaga kebersihan saluran air di sekitar pemukiman guna mengurangi risiko genangan air akibat hujan.
Dengan memahami potensi cuaca ekstrem yang ada, masyarakat diharapkan lebih siap dan waspada, serta dapat mengurangi risiko kerugian material maupun korban jiwa akibat bencana alam yang disebabkan oleh cuaca.