Suhu di wilayah-wilayah ini diperkirakan berkisar antara 20 hingga 30 derajat Celsius, yang dapat memberikan kondisi optimal bagi terbentuknya awan petir.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah dengan potensi petir, untuk berhati-hati dan tidak berada di tempat terbuka selama hujan.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 13 Oktober 2024 : Hujan Ringan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia !
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 12 Oktober 2024 : Mayoritas Wilayah Alami Hujan Ringan hingga Sedang !
Potensi petir ini tidak hanya berbahaya bagi keselamatan, tetapi juga dapat mengganggu infrastruktur kelistrikan.
Sementara itu, kota-kota lain seperti Aceh, Padang, Pekanbaru, Palembang, Pangkal Pinang, Kendari, Pontianak, Banjarmasin, dan Palangka Raya.
Kemudian Nabire, Manokwari, Semarang, Surabaya, dan Kendari, diperkirakan mengalami cuaca berawan tebal sepanjang hari. Cuaca berawan ini dapat mengurangi paparan sinar matahari dan menurunkan suhu permukaan.
Di samping itu, cuaca yang berawan juga dapat menandakan adanya kelembaban tinggi di atmosfer, yang sering kali menjadi prasyarat untuk hujan di hari berikutnya.
BMKG menyarankan agar masyarakat di kota-kota tersebut tetap memantau prakiraan cuaca harian dan bersiap menghadapi perubahan kondisi atmosfer yang tidak terduga.
Berbeda dari wilayah lainnya, beberapa kota seperti Lampung, Serang, Jakarta, Yogyakarta, Denpasar, Mataram, Kupang, Samarinda, Gorontalo, Makassar, dan Ambon diperkirakan akan menikmati cuaca cerah berawan.
Suhu di kota-kota ini diperkirakan berada dalam kisaran 16 hingga 35 derajat Celsius, yang umumnya nyaman untuk beraktivitas di luar ruangan.
Kondisi cerah berawan ini juga menandakan adanya stabilitas atmosfer yang cukup baik, di mana kelembaban udara tidak terlalu tinggi sehingga awan hujan sulit terbentuk.
BMKG mengimbau masyarakat di kota-kota ini untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang mungkin terjadi secara mendadak.
BMKG juga memantau perkembangan Siklon Tropis Trami yang terdeteksi di Laut Cina Selatan dan Siklon Kong-rey yang berada di Laut Filipina.
Kedua siklon ini bergerak ke arah barat dan diperkirakan dapat meningkatkan kecepatan angin hingga 25 knot di wilayah sekitarnya.
Dampak dari kedua siklon tropis ini dirasakan di beberapa wilayah Indonesia dalam bentuk peningkatan kecepatan angin hingga 45 kilometer per jam.