Gisela mengatakan, mata merah yang disebabkan virus biasanya akan pulih sendiri. Tetapi dokter umumnya memberikan air tetes buatan pada pasien untuk membilas virus agar cepat hilang dari permukaan mata.
BACA JUGA:Minum Kopi Dapat Mencegah Penyakit Alzheimer dan Demensia
BACA JUGA:Khasiat Daun Teh: Rahasia Kesehatan dalam Setiap Seduhan
Sedangkan bila akibat bakteri bisa diberikan tetes mata mengandung antibiotik.
Mata merah merupakan salah satu penyakit mata tersering pada bayi dan balita.
Ini merupakan peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata atau lapisan konjungtiva.
Pasien biasanya mengeluh kelopak mata bengkak dan sulit dibuka karena belekan atau cairan agak kental berwarna putih kekuningan.
"Jadi selama tidur, cairan menumpuk di kelopak mata jadi saat bangun tidur kelopak susah dibuka. Bayi dan balita matanya agak turun, bengkak, keluar air terus, suka dikucek karena gatal, belekan warna putih atau ke kuning," kata Gisela.
Dia mengingatkan tindakan paling penting ketika pertama kali menemukan kasus anak terkena mata merah yakni meminta dia menjaga kebersihan tangannya.
Khusus bayi dan balita, maka orang tua yang harus menjaga kebersihan tangan anak.
Lalu, apabila baru satu mata yang merah, maka ajarkan anak membersihkan cairan kuning di matanya menggunakan tisu setelahnya buang tisu di tempat sampah.
"Tisunya langsung dibuang. Jangan dipakai bersihkan mata satunya karena virus atau bakteri menular. Setelah itu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun," kata dia.
Hal lainnya, yakni tidak meneteskan apapun selain obat pada mata.
Ini termasuk rendaman air daun tertentu, misalnya, sirih atau telang.
"Rendaman air daun sirih, bunga telang, tidak kita sarankan. Kita tidak tahu rendaman air daun itu ada apanya, bakteri atau malah jamur," ujar dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Universitas Indonesia (UI) itu.