Sukma Hidayat, perwakilan para aktivis, meminta polisi untuk segera menindaklanjuti dan menangkap pelaku.
"Kami minta polisi segera tangkap pelakunya karena sudah ada namanya," ungkap Sukma kepada wartawan di Indralaya.
Sukma menambahkan bahwa Yongki sempat menyebutkan nama seseorang yang mengancamnya sebelum meninggal.
"Almarhum sebelum menghembuskan nafas terakhir saat berada di mobil, sempat menyebutkan nama seseorang yang mengancamnya," ujarnya.
Aktivis meminta polisi untuk memeriksa nama yang disebutkan tersebut, karena identitasnya sudah jelas.
Selain itu, Sukma juga menyoroti peran operator alat berat yang diduga merintangi kendaraan korban sebelum pembunuhan.
"Operator alat berat harus diamankan karena dia tahu sesuatu. Kami yakin ada yang menyuruh pelaku," desaknya.
Kapolres Bagus menegaskan komitmen polisi untuk mengungkap kasus ini.
"Secepatnya akan kami ungkap perkara ini. Dijamin tidak ada yang ditutupi, nanti akan kami buka semua jika sudah ada titik terang," tegasnya.
Polisi juga masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengumpulkan semua bukti yang diperlukan agar kasus ini dapat diusut secara transparan.
"Kami akan memastikan keadilan bagi almarhum Yongki dan menghukum para pelaku seberat-beratnya," tambahnya.
Kasus pembunuhan Yongki Ariansyah mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh aktivis dan masyarakat sipil dalam memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia.
Masyarakat berharap agar penegakan hukum di Ogan Ilir dapat dilakukan secara efektif dan cepat.
Dengan adanya desakan dari berbagai pihak, diharapkan pihak kepolisian dapat segera menemukan pelaku dan memberi keadilan bagi Yongki dan keluarganya.
Kasus ini juga menunjukkan pentingnya perlindungan terhadap aktivis yang berjuang untuk hak-hak masyarakat.
Semoga ke depannya, tindakan kekerasan seperti ini tidak terjadi lagi, dan para pelaku dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya.