BPBD Catat 47 Bencana di Prabumulih Sepanjang 2024

Selasa 22 Oct 2024 - 21:04 WIB
Reporter : Prabu Agustian
Editor : Maryati

PRABUMULIH, KORANPALPOS.COM - Kota Prabumulih, yang terletak di provinsi Sumatera Selatan, kini menghadapi tantangan serius terkait bencana alam. 

Pada tahun 2024 ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Prabumulih mencatat sebanyak 47 kejadian bencana alam, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutlah), kebakaran rumah, banjir, dan angin puting beliung. 

Data ini disampaikan oleh Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Prabumulih, Dr Drs Aris Priadi MSi, dalam acara sosialisasi penanggulangan bencana dan karhutlah yang berlangsung di aula Kecamatan Prabumulih Selatan pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Aris Priadi mengungkapkan bahwa tingginya angka bencana alam ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota. 

BACA JUGA:Al-Shinta Jawab Pertanyaan Lawan Dengan Santai dan Logis

BACA JUGA:Peringatan Hari Santri Nasional: Dja'far Shodiq Ajak Ulama dan Umaro Bersatu Bangun Negeri!

"Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa bencana alam semakin sering terjadi di daerah kita," ujarnya. 

Dalam upaya menanggulangi bencana, pemerintah kota Prabumulih berkomitmen untuk melakukan berbagai tindakan preventif. Aris Priadi menekankan pentingnya sosialisasi dan pendirian posko penanganan bencana. 

"Kita terus berupaya menekan angka bencana alam seperti banjir dan karhutlah," imbuhnya seraya menegaskan sosialisasi kepada masyarakat dilakukan agar mereka lebih sadar akan risiko yang ada dan mengetahui langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi bencana.

Sementara itu kata Aris Priadi, pendirian posko penanganan bencana juga menjadi langkah strategis untuk memberikan respons cepat ketika bencana terjadi. Posko tersebut berfungsi sebagai pusat informasi dan koordinasi bagi petugas dan relawan dalam menangani situasi darurat.

BACA JUGA:Puslitbang Polri Gelar Penelitian Penerapan ETLE Polres Muara Enim

BACA JUGA: Evaluasi Kinerja Triwulan I : Sampaikan Inflasi Terkendali dan Capaian Prioritas Pembangunan !

Aris Priadi menekankan bahwa penanganan bencana harus dilakukan secara terorganisir dan memerlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat. 

"Dengan dukungan masyarakat, penanganan karhutlah dapat dilakukan sejak dini sebelum petugas kebakaran tiba di lokasi. Jika masyarakat sigap bahu-membahu, tentunya kobaran api dapat diantisipasi," jelasnya. 

Masyarakat diimbau untuk tidak hanya menjadi penonton ketika bencana terjadi, tetapi juga berperan aktif dalam upaya pencegahan. Misalnya, dengan membentuk kelompok siaga bencana di lingkungan masing-masing, mereka dapat berlatih bersama untuk menghadapi situasi darurat.

Kategori :