Kenaikan harga kedelai ini mungkin akan berdampak pada harga tahu dan tempe di pasaran, yang bisa menjadi beban tambahan bagi konsumen.
Selain itu, harga gula konsumsi naik sebesar 0,95 persen atau Rp170 menjadi Rp18.120 per kg.
Kenaikan harga gula sering kali dikaitkan dengan tingginya permintaan menjelang perayaan besar seperti Natal dan Tahun Baru.
Minyak goreng kemasan sederhana juga mengalami kenaikan 2,03 persen atau Rp370 menjadi Rp18.580 per kg.
Di sisi lain, minyak goreng curah justru turun 0,18 persen atau Rp30 menjadi Rp16.520 per kg.
Fluktuasi harga minyak goreng ini cukup menarik, mengingat minyak goreng merupakan bahan pokok yang banyak digunakan dalam rumah tangga dan industri makanan.
Masyarakat cenderung memilih minyak goreng curah karena harganya lebih terjangkau, namun dengan penurunan harga minyak goreng curah, konsumen diharapkan dapat lebih terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Harga tepung terigu curah mengalami penurunan sebesar 2,46 persen atau Rp250 menjadi Rp9.910 per kg.
Tepung terigu non-curah juga mengalami sedikit penurunan sebesar 0,08 persen atau Rp10 menjadi Rp13.080 per kg.
Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan berbagai produk makanan seperti roti, kue, dan mie, sehingga penurunan harga ini dapat memberikan dampak positif bagi industri makanan olahan.
Selain itu, harga garam halus beryodium turun sebesar 1,73 persen atau Rp200 menjadi Rp11.330 per kg.
Garam beryodium sangat penting bagi kesehatan, khususnya dalam mencegah kekurangan yodium yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti gondok.
Penurunan harga garam ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap bahan pangan yang penting bagi kesehatan.
Di sektor perikanan, harga ikan kembung mengalami kenaikan sebesar 3,41 persen atau Rp1.270 menjadi Rp38.550 per kg.
Ikan tongkol juga naik 3,71 persen atau Rp1.170 menjadi Rp32.690 per kg.
Namun, harga ikan bandeng justru turun 1,53 persen atau Rp510 menjadi Rp32.870 per kg.