“Kita memang tidak bisa mengontrol faktor usia, jenis kelamin, atau keturunan, tetapi kita bisa menjaga kesehatan melalui pola makan yang baik dan gaya hidup sehat,” lanjut Dr. Diani.
BACA JUGA:Bunga Ceguk : Pesona dan Potensi Manfaatnya yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Lezat dan Kaya Manfaat : Tumis Pakis, Hidangan Tradisional yang Makin Populer
Salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker payudara adalah dengan melakukan deteksi dini. Dr. Diani menjelaskan bahwa ibu menyusui atau bahkan perempuan yang sedang hamil tetap harus rutin memeriksa payudara mereka.
Pemeriksaan sendiri (SADARI) atau pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) sangat penting untuk mendeteksi adanya perubahan atau benjolan di payudara yang mungkin mencurigakan.
Dr. Diani juga menyebutkan bahwa benjolan pada payudara dapat muncul setelah masa menyusui.
Hal ini sering kali disebabkan oleh ASI yang menggumpal atau bisa menjadi pertanda adanya tumor.
Jika benjolan tersebut bergerak saat disentuh, kemungkinan besar itu adalah tumor jinak.
Namun, jika benjolan tidak bergerak, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan bahwa itu bukan tanda kanker payudara.
“Setelah menyusui, sering kali muncul benjolan yang bisa saja terkait dengan ASI yang menggumpal. Namun, apabila benjolan itu tidak bergerak saat diraba, maka sebaiknya segera periksa ke dokter karena bisa jadi itu adalah tanda kanker payudara,” ujar Dr. Diani.
Selain benjolan, ada beberapa tanda lain yang perlu diwaspadai sebagai gejala kanker payudara.
Dr. Diani menyebutkan bahwa puting yang tertarik ke dalam atau kulit di sekitar payudara yang berkerut seperti kulit jeruk adalah tanda-tanda yang harus segera diperiksakan.
Gejala lain yang lebih serius dan menunjukkan bahwa kanker sudah menyebar (metastasis) adalah nyeri pada tulang belakang, sesak napas, dan batuk.
“Jika sudah ada gejala nyeri pada tulang belakang, sesak napas, dan batuk, kemungkinan kanker sudah mulai menyebar ke organ lain, seperti tulang atau paru-paru,” jelas Dr. Diani.
Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa kanker payudara telah memasuki tahap lebih lanjut dan memerlukan perhatian medis segera.
Pemberian ASI eksklusif selama dua tahun merupakan salah satu upaya pencegahan kanker payudara yang paling efektif.