PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan jumlah investor pasar modal di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) mencapai 919.455 investor hingga Agustus 2024
“Jumlah investor pasar modal di Sumbagsel mencapai 919.455 investor hingga Agustus 2024. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 15,54 persen secara tahunan (year on year/yoy),” kata Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Arifin Susanto, di Palembang, Selasa.
Ia mengatakan komposisi investor itu didominasi oleh penggunaan instrumen reksa dana yang mencapai 95,46 persen. Adapun sebaran investor di masing-masing daerah yaitu Sumatera Selatan 38,40 persen, Lampung 33,93 persen, dan Jambi 13,83 persen.
Rata-rata nilai penjualan reksa dana di Sumbagsel tercatat tumbuh Rp403,36 miliar atau mengalami peningkatan 38,35 persen yoy. “Kondisi itu sejalan dengan rata-rata nilai penjualan reksa dana secara nasional yang juga mengalami peningkatan,” katanya lagi.
BACA JUGA:Gandeng Musisi Jazz Dunia untuk Angkat Prestise Kota
BACA JUGA:PT KAI Larang Beraktivitas di Jalur Kereta
Selain itu, rata-rata nilai transaksi saham di Sumbagsel selama tiga bulan terakhir juga mengalami peningkatan. Terlihat dari bulan Agustus lalu, transaksi saham tumbuh menjadi Rp8,33 triliun.
“Meskipun dibandingkan tahun lalu, rata-rata transaksi periode ini mengalami kontraksi,” ujarnya pula.
Kemudian, sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) pada periode yang sama mencatatkan nilai piutang pembiayaan di Sumbagsel mencapai Rp40,85 triliun.
Lalu, rasio Non Performing Financing (NPF) di wilayah itu masih terjaga pada range angka terendah 2,99 persen di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sedangkan tertinggi berada di Provinsi Jambi sebesar 4,04 persen.
“Jenis pembiayaan yang disalurkan didominasi oleh pembiayaan multiguna, dilanjutkan pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja,” katanya.
Arifin mengatakan financial technology baik itu dari sisi lender maupun borrower mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. Peningkatan jumlah rekening lender sebesar 77,72 persen yoy, namun jumlah rekening borrower menurun 18,05 persen.
BACA JUGA:Hakim di Palembang tidak Ikut Aksi Mogok : Tetap Mendukung Aksi Solidaritas Nasional !
BACA JUGA:Palembang Jadi Kota Percontohan Transportasi Indonesia
“Sejalan dengan peningkatan jumlah rekening lender dan borrower, tercatat pula peningkatan akumulasi penyaluran pinjaman kepada borrower menjadi Rp7,85 triliun. Namun akumulasi dana yang diberikan oleh lender menurun menjadi Rp232,24 miliar, dengan outstanding pinjaman per Agustus 2024 sebesar Rp3,77 triliun,” kata dia lagi. (ant)