Kekurangan Protein Dapat Hambat Tumbuh Kembang Anak

Selasa 08 Oct 2024 - 22:06 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Maryati

Luciana juga menyoroti program makan siang gratis bagi anak sekolah yang dicanangkan oleh pemerintah.

BACA JUGA:Waspadai Neuralgia Trigeminal Bila Kerap Nyeri di Wajah

BACA JUGA:8 Kehebatan Air Jeruk Nipis Hangat di Pagi Hari, Kamu Harus Coba !

Dia berpendapat bahwa pelaksanaan program ini sebaiknya memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi anak, terutama kebutuhan protein.

“Program makan siang gratis ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi masalah konsumsi protein penduduk Indonesia, yang masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk meningkatkan asupan protein di kalangan anak-anak di Indonesia.

Program ini berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan jika diterapkan dengan baik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, konsumsi protein hewani dan nabati penduduk Indonesia rata-rata masih 62,3 gram per kapita per hari.

Angka ini masih jauh di bawah beberapa negara tetangga.

Sebagai perbandingan, konsumsi protein per kapita di Kamboja mencapai 63,3 gram, Thailand 66,5 gram, Filipina 73,1 gram, Myanmar 78,3 gram, Malaysia 89,1 gram, dan Vietnam 94,4 gram.

Kekurangan protein tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kemampuan kognitif dan perkembangan otak anak.

“Anak yang kekurangan protein cenderung mengalami keterlambatan dalam belajar dan berinteraksi dengan teman sebaya,” kata Luciana.

Hal ini menunjukkan bahwa dampak kekurangan protein lebih luas daripada sekadar fisik; itu juga mempengaruhi aspek sosial dan pendidikan.

Untuk meningkatkan asupan protein, orang tua disarankan untuk memantau dan merencanakan makanan sehari-hari anak dengan baik.

Memperkenalkan anak pada berbagai sumber protein sejak dini, serta mengajarkan mereka tentang pentingnya gizi seimbang, adalah langkah yang bijak.

“Penting untuk melibatkan anak dalam pemilihan makanan sehat, sehingga mereka bisa lebih memahami dan menghargai asupan gizi yang baik,” ujar Luciana.

Kategori :