Meski demikian, ia tetap memberikan kontribusi dalam proses stabilisasi pemerintahan setelah transisi kepemimpinan.
4. Ahmad Wani (1958-1965)
Ahmad Wani memimpin Kabupaten Muara Enim di tengah situasi nasional yang penuh gejolak pada akhir 1950-an hingga awal 1960-an.
Pada masa jabatannya, pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik menjadi prioritas utama.
5. Ahmad Kasim Djaki (1965-1974)
Di bawah kepemimpinan Ahmad Kasim Djaki, pembangunan di Muara Enim terus berjalan dengan peningkatan sektor ekonomi, khususnya di bidang pertanian dan perkebunan.
6. Asnawi Mangkualam (1974-1975)
Masa kepemimpinan Asnawi Mangkualam yang hanya satu tahun diisi dengan usaha untuk memperbaiki administrasi pemerintahan serta memperkuat kerjasama antar sektor di kabupaten ini.
7. Muhammad Sai Sohar (1975-1980, 1980-1985)
Muhammad Sai Sohar memegang dua periode kepemimpinan berturut-turut, mencerminkan stabilitas pemerintahan selama satu dekade.
Fokusnya adalah memperluas jaringan infrastruktur jalan dan irigasi untuk mendukung pertanian.
8. Nang Ali Solichin (1985-1990)
Dalam kepemimpinannya, Nang Ali Solichin memperkuat sektor pendidikan dan kesehatan, serta melakukan berbagai program sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
9. Hasan Zen (1990-1995, 1995-1998)
Hasan Zen menjabat sebagai bupati selama dua periode dan pada masa ini, Muara Enim mulai mengalami transformasi signifikan dalam pengelolaan sumber daya alamnya, khususnya tambang batubara.
10. Sofyan Effendi (1998-2003)