Proses pembuatan gulai tunjang memerlukan kesabaran dan ketelitian. Kikil sapi harus dimasak terlebih dahulu hingga empuk sebelum dicampur dengan bumbu gulai.
BACA JUGA:Fenomena Bakso Gepeng : Varian Unik yang Semakin Populer di Kalangan Pecinta Kuliner
BACA JUGA:Nasi Goreng Terasi : Cita Rasa Autentik yang Menggugah Selera
Ada beberapa cara untuk mempercepat proses pengempukan tunjang, salah satunya dengan merebusnya dalam waktu yang cukup lama atau menggunakan panci presto.
Setelah tunjang empuk, bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah lainnya ditumis hingga harum.
Kemudian, tunjang yang sudah empuk dimasukkan ke dalam tumisan bumbu, dan ditambahkan santan.
Proses memasak ini memerlukan pengadukan yang terus-menerus agar santan tidak pecah dan kuah tetap kental serta kaya rasa.
Perpaduan antara bumbu rempah dan santan kental ini menjadi ciri khas gulai tunjang yang membedakannya dari hidangan lain.
Salah satu keunikan gulai tunjang adalah perpaduan rasa pedas, gurih, dan sedikit manis yang hadir dalam setiap suapan.
Santan yang digunakan memberikan kekayaan rasa yang creamy dan lembut, sementara rempah-rempah memberikan aroma yang menggugah selera.
Tunjang yang empuk namun tetap kenyal menambah tekstur yang menarik ketika dikunyah, memberikan sensasi yang berbeda dari masakan daging biasa.
Bagi pecinta makanan pedas, gulai tunjang bisa menjadi pilihan yang pas karena cabai digunakan sebagai salah satu bahan utama bumbunya.
Namun, tingkat kepedasan bisa disesuaikan dengan selera, sehingga hidangan ini tetap dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Meskipun gulai tunjang adalah hidangan yang kaya akan lemak dari santan, kikil sapi yang menjadi bahan utamanya juga memiliki manfaat kesehatan. Kikil sapi kaya akan kolagen, protein yang penting untuk kesehatan kulit, rambut, dan persendian.
Kolagen juga dikenal dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan menjaga kelembapan. Selain itu, kandungan protein dalam kikil juga baik untuk pertumbuhan otot dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
Namun, karena kandungan lemak dalam santan yang tinggi, konsumsi gulai tunjang sebaiknya dilakukan dengan bijak, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan kolesterol atau penyakit jantung.