Kenaikan harga ini menunjukkan bahwa meskipun beras premium turun, harga beras yang lebih terjangkau bagi masyarakat masih mengalami kenaikan.
Selain beras, harga bawang merah juga menunjukkan tren kenaikan, yakni sebesar 2,08 persen atau Rp580 menjadi Rp28.510 per kg.
Bawang putih bonggol mengalami kenaikan yang lebih tinggi, yakni sebesar 2,75 persen atau Rp1.900, dengan harga akhir mencapai Rp40.680 per kg.
BACA JUGA:Harga Pangan 23 September 2024 : Harga Bawang Putih Melonjak Menjadi Rp42.400 per Kilogram !
BACA JUGA:Harga Pangan 21 September 2024 : Daging Ayam Ras Turun Jadi Rp34.400 per Kilogram !
Di sektor komoditas cabai, cabai merah keriting mengalami kenaikan harga sebesar 2,86 persen atau Rp900 menjadi Rp32.370 per kg.
Kenaikan yang lebih tajam dialami oleh cabai rawit merah, yang naik sebesar 3,19 persen atau Rp1.410, membuat harga cabai rawit mencapai Rp45.670 per kg.
Kenaikan harga cabai ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk curah hujan yang tinggi di beberapa sentra produksi yang mengakibatkan terganggunya pasokan cabai ke pasar.
Di sisi lain, harga daging mengalami tren yang berbeda. Harga daging sapi murni turun 2,14 persen atau Rp2.880 menjadi Rp131.790 per kg.
Penurunan ini dianggap sebagai kabar baik bagi konsumen, meskipun harga daging sapi masih tergolong tinggi.
Namun, berbeda dengan daging sapi, harga daging ayam ras mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni 6,40 persen atau Rp2.210 menjadi Rp36.740 per kg.
Kenaikan harga daging ayam ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan permintaan di pasar domestik, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan pangan menjelang akhir tahun.
Telur ayam ras juga mengalami kenaikan, sebesar 4,39 persen atau Rp1.250, menjadikan harganya Rp29.740 per kg.
Selain cabai dan daging, beberapa komoditas lain juga menunjukkan tren kenaikan.
Kedelai biji kering (impor) mengalami kenaikan sebesar 2,87 persen atau Rp310, menjadi Rp11.100 per kg.
Kenaikan ini sejalan dengan tren global di mana harga kedelai di pasar internasional juga menunjukkan peningkatan akibat gangguan pasokan dari produsen utama seperti Amerika Serikat dan Brasil.