Kesadaran ini tercermin dalam meningkatnya minat masyarakat untuk memilih kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Dengan beralih ke mobil listrik, konsumen dapat berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pencemaran udara, yang semakin menjadi perhatian global.
Yannes juga menyoroti kemajuan teknologi baterai sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi minat beli masyarakat terhadap EV.
BACA JUGA:NETA Perkenalkan Wagon Hybrid Pertama : Hadir dengan Teknologi LiDAR dan Range Extender !
BACA JUGA:Tunggu Tanggal Mainnya : Mazda Siap Meluncurkan Mobil Listrik dan Hybrid di Akhir Tahun 2024 !
"Dengan penurunan harga mobil listrik yang seiring dengan peningkatan skala produksi, diharapkan mobil listrik akan semakin terjangkau bagi masyarakat," jelasnya.
Penurunan harga menjadi faktor penting untuk memperluas pangsa pasar.
Dengan harga yang semakin kompetitif, kendaraan listrik diharapkan dapat menjangkau lebih banyak konsumen, termasuk kalangan kelas menengah yang merupakan segmen pasar terbesar di Indonesia.
Yannes mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat kelas menengah harus tetap diperhatikan.
Segmen ini memiliki potensi signifikan untuk mengadopsi kendaraan listrik, sehingga pertumbuhan ekonomi mereka akan berdampak langsung pada pasar EV.
"Kelas menengah di Indonesia sangat krusial bagi industri otomotif, terutama dalam mendorong adopsi kendaraan listrik," tambahnya.
Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan.
Pada 2019, jumlah penduduk kelas menengah mencapai 57,33 juta jiwa, tetapi pada 2023 tercatat hanya 48,27 juta jiwa atau 17,44 persen dari total penduduk.
Pada 2024, angka ini diperkirakan menurun lagi menjadi 47,85 juta orang atau 17,13 persen dari total populasi.
Dengan kombinasi kebijakan yang mendukung, kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, dan kemajuan teknologi, Yannes optimis pasar mobil listrik di Indonesia dapat pulih dan tumbuh dalam waktu dekat.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, industri otomotif, dan masyarakat.