Satu-satunya di Dunia : Banyuasin Miliki Pengolahan Sampah 1 Detik Jadi Pupuk !

Minggu 22 Sep 2024 - 15:53 WIB
Reporter : Zaironi
Editor : Maryati

Ia menambahkan bahwa hasil panen dari Kebun Budhi Budaya Baru sangat memuaskan, dengan berbagai produk organik seperti cabai, pepaya, dan daun sirih yang tumbuh subur dan berukuran besar.

Menurutnya, kualitas produk tersebut sangat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk organik yang dihasilkan dari teknologi pengolahan sampah ini.

Farid juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan potensi sampah yang ada di sekitar mereka, termasuk sampah rumah tangga dan limbah dari restoran.

BACA JUGA:Pj. Bupati Banyuasin M. Farid Launching Aplikasi Pandai Mandiri

BACA JUGA:Banyuasin Luncurkan Sekolah Lansia : Perkuat Generasi Muda dan Lansia !

Menurutnya, teknologi ini sangat potensial untuk diterapkan secara luas dengan melibatkan berbagai stakeholder dan mitra pengelolaan sampah.

Pemerintah Kabupaten Banyuasin, lanjutnya, berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan teknologi tersebut agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan keberlangsungan bumi.

"Teknologi ini tidak hanya aman digunakan, tetapi juga sangat nyaman bagi pengelolanya karena tidak menimbulkan bau atau lalat. Pengunjung pun merasa betah berlama-lama di kebun ini karena suasananya yang nyaman dan bersih. Kami akan terus mendorong penerapannya dengan melibatkan generasi muda, pelajar, dan masyarakat luas untuk belajar dan memahami bagaimana teknologi ini dapat mengubah sampah menjadi sumber daya yang berharga," lanjutnya.

Salah satu aspek yang membanggakan dari Kebun Budhi Budaya Baru adalah fungsinya sebagai pusat edukasi.

Ivone, pemilik Kebun Budhi Budaya Baru, menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuasin.

Ia menyatakan bahwa kebun ini didedikasikan untuk pendidikan masyarakat dalam mengelola sampah dan memproduksi pangan organik.

Menurut Ivone, pengelolaan sampah menjadi pupuk dalam satu detik ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat berkontribusi dalam upaya penanganan masalah stunting melalui peningkatan kualitas pangan.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemkab Banyuasin atas dukungannya. Kebun ini tidak hanya menjadi tempat produksi pangan organik, tetapi juga pusat edukasi bagi siapa saja yang ingin belajar tentang pengolahan sampah dan pertanian organik. Kami berharap, melalui kebun ini, kebiasaan baik dalam pengelolaan sampah dapat menyebar ke seluruh Indonesia,” kata Ivone.

Ia menambahkan bahwa potensi teknologi ini tidak hanya terbatas pada solusi lokal untuk Banyuasin, tetapi juga dapat menjadi solusi global.

Menurut Ivone, permasalahan global saat ini adalah sampah dan pangan, dan teknologi ini menawarkan jawaban untuk kedua masalah tersebut.

Ia berharap teknologi ini dapat diadopsi secara luas di Indonesia dan dunia untuk menciptakan kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Kategori :