Santan yang digunakan dalam gulai memang tinggi lemak, namun jenis lemak dalam santan adalah lemak sehat yang mengandung asam laurat, yang memiliki sifat antimikroba dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai yang digunakan dalam kuah gulai memiliki manfaat anti-inflamasi, memperlancar pencernaan, serta membantu detoksifikasi tubuh.
Namun, bagi mereka yang sedang menghindari konsumsi makanan berlemak, lontong udang gulai sebaiknya dikonsumsi dalam porsi yang sesuai, atau dapat dimodifikasi dengan penggunaan santan rendah lemak agar tetap sehat.
Di beberapa daerah, lontong udang gulai memiliki variasi penyajian yang berbeda-beda.
Misalnya, di Padang, Sumatera Barat, lontong sering kali disajikan dengan tambahan sambal lado hijau dan kerupuk kulit, sedangkan di Riau, lontong udang gulai bisa dilengkapi dengan aneka sayuran dan kuah yang lebih kental.
Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara-acara besar seperti pernikahan, syukuran, atau hari-hari besar keagamaan.
Di beberapa rumah makan tradisional, lontong udang gulai juga menjadi menu favorit yang selalu dicari oleh para pengunjung, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Lontong udang gulai adalah salah satu representasi kuliner nusantara yang menggambarkan kekayaan cita rasa dan tradisi Indonesia.
Perpaduan antara lontong yang lembut, udang yang segar, dan kuah gulai yang kaya rempah-rempah, menjadikan hidangan ini tak hanya lezat tetapi juga kaya gizi.
Bagi para pecinta kuliner, lontong udang gulai adalah sajian yang wajib dicoba untuk merasakan kekayaan rasa dan keunikan budaya Indonesia yang tertuang dalam setiap gigitannya.*