Dengan keunggulan fisik dan kekuatan smes yang dahsyat, Axelsen berhasil menutup gim pertama dengan skor telak 9-21.
Setelah pertandingan, Ginting mengakui bahwa ia kurang berhasil menerapkan strategi yang tepat di gim pertama.
"Di gim pertama, saya berusaha melawan, tapi strategi yang saya lakukan kurang cocok dengan kondisi lapangan dan permainan Axelsen. Dia bermain sangat solid," ungkap Ginting.
BACA JUGA:Jateng ’Rajanya’ Bulu Tangkis Beregu PON 2024
BACA JUGA:Jojo dan Ginting ke Perempat Final Hong Kong Open 2024
Dominasi Axelsen di gim pertama ini memang tidak mengejutkan mengingat prestasi yang sudah ia raih.
Pemain Denmark ini telah menjadi salah satu pemain terbaik di dunia selama bertahun-tahun, dengan dua medali emas Olimpiade di tangannya.
Kombinasi kekuatan fisik, teknik, dan pengalaman membuat Axelsen menjadi lawan yang sangat sulit dikalahkan.
Meskipun kalah di gim pertama, Ginting tidak menunjukkan tanda-tanda putus asa.
Memasuki gim kedua, ia mencoba melakukan beberapa penyesuaian strategi.
Pola permainan yang lebih bervariasi serta kecepatan di lapangan membuat Ginting mampu mengimbangi permainan Axelsen.
Perubahan ini terlihat dari upayanya untuk lebih aktif menyerang dan mengatur tempo permainan.
Pada gim kedua, Ginting sempat tertinggal namun mampu menyamakan kedudukan hingga 19-19.
Namun, pada saat-saat krusial, Axelsen kembali menunjukkan kualitasnya sebagai pemain top dunia.
Dengan dua poin terakhir yang cepat, Axelsen berhasil menutup pertandingan dan meraih tiket ke final Hong Kong Open 2024.
Meski kalah, Ginting tetap mampu melihat sisi positif dari pertandingannya.