Mereka tiba di ibu kota Indonesia pada Jumat (6/9) dan langsung memulai persiapan intensif.
Dalam dua sesi latihan berkualitas tinggi, Australia mulai beradaptasi dengan cuaca panas dan lembab Jakarta, kondisi yang diakui bek tengah Alessandro Circati sebagai tantangan tersendiri.
"Kami sudah terbiasa dengan cuaca panas dan lembab di Indonesia. Kami siap untuk pertandingan besok dan akan menjalankan strategi kami dengan baik," tutur Circati, yang saat ini merumput di Serie A Italia bersama Parma.
BACA JUGA:Ragnar Oratmangoen Sambut Kehadiran Mees Hilgers dan Eliano Reijnders di Timnas Indonesia
Menurut Circati, strategi Australia jelas: mereka akan mencoba membuat Indonesia bermain tidak nyaman di kandangnya sendiri dan memanfaatkan setiap kesalahan yang dilakukan pasukan Garuda.
Meski begitu, Circati mengakui bahwa Indonesia memiliki pemain-pemain cepat yang bisa menimbulkan masalah bagi Australia.
Sementara itu, timnas Indonesia, yang sedang dalam performa gemilang di bawah asuhan Shin Tae-yong, tidak gentar menghadapi tantangan dari Australia.
Dukungan suporter tuan rumah yang diprediksi mencapai lebih dari 60 ribu orang di SUGBK diharapkan akan memberikan suntikan motivasi tambahan bagi para pemain Garuda.
Namun, Arnold melihat hal ini dari sudut pandang berbeda. Menurutnya, dukungan besar dari suporter justru bisa menjadi tekanan bagi tim tuan rumah.
"Dukungan suporter bisa berubah menjadi tekanan bagi Indonesia. Kami akan menggunakan ini untuk keuntungan kami," kata Arnold.
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, yang dikenal mampu mengubah mentalitas para pemain Indonesia, menyadari bahwa pertandingan melawan Australia tidak akan mudah.
Namun, Shin percaya diri bahwa timnya akan memberikan kejutan. Setelah berhasil menahan imbang Arab Saudi dengan skor 1-1 di Jeddah, Shin dan pasukan Garuda semakin optimis untuk menghadapi Australia.
"Indonesia tidak seperti dulu. Kami akan menghadirkan banyak kejutan di pertandingan mendatang," kata Shin dari laman resmi AFC, Selasa (10/9).
Di bawah asuhannya, Indonesia telah menunjukkan perkembangan signifikan, baik dalam hal mentalitas maupun kualitas permainan di lapangan.
Meskipun peringkat dunia FIFA menunjukkan perbedaan yang mencolok antara Australia (peringkat 24) dan Indonesia (peringkat 133), Shin menekankan bahwa peringkat bukanlah penentu segalanya.