Proses marinasi ini tidak hanya memberikan rasa yang mendalam pada daging, tetapi juga membuat teksturnya menjadi lebih empuk.
BACA JUGA:Gula Aren: Manisnya Tradisi dan Kesehatan dari Alam
BACA JUGA:Natadecoco: Keajaiban Jeli dari Kelapa yang Menyegarkan
Setelah dimarinasi, daging dimasak perlahan dengan santan hingga bumbu meresap sempurna dan kuah mengental.
Proses ini bisa memakan waktu beberapa jam, tetapi hasilnya adalah daging yang lembut dengan cita rasa yang kaya dan kompleks.
Selain itu, penggunaan santan memberikan kekentalan dan kekayaan rasa yang menjadi ciri khas Malbi Daging.
Salah satu hal yang membuat Malbi Daging istimewa adalah keseimbangan rasa manis dan gurih yang dihasilkan dari perpaduan kecap manis dan santan.
Rasanya yang khas dan aromanya yang harum membuatnya sulit untuk dilupakan.
Malbi Daging biasanya disajikan dengan nasi putih hangat dan taburan bawang goreng, menambah cita rasa dan tekstur pada hidangan ini.
Di Palembang, Malbi Daging sering dihidangkan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, hari raya, atau upacara adat.
Hidangan ini juga kerap menjadi sajian istimewa untuk tamu-tamu terhormat, menunjukkan status sosial dan penghormatan tuan rumah kepada tamunya.
Malbi Daging bukan hanya sekedar hidangan lezat, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Palembang.
Seperti banyak hidangan tradisional lainnya, Malbi Daging menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, perdagangan, dan interaksi budaya yang terjadi di Sumatera Selatan.
Hingga saat ini, Malbi Daging masih dipertahankan oleh banyak keluarga Palembang sebagai salah satu resep warisan yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Tidak hanya di Palembang, Malbi Daging juga mulai dikenal di berbagai daerah lain di Indonesia, terutama di kalangan pecinta kuliner Nusantara.
Popularitasnya yang mulai merambah ke luar Palembang menunjukkan bahwa warisan kuliner ini memiliki potensi untuk dikenalkan lebih luas lagi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.