Ia juga memastikan bahwa dirinya tidak dalam keadaan mengantuk atau ngebut.
Namun, saat melewati gerbang, bagian atas truk tersangkut dan menyebabkan runtuhnya struktur beton gerbang tersebut.
"Saya tidak ngebut, saya pikir tidak akan kena. Ternyata tinggi truk lebih dari yang saya perkirakan," lanjut Kahfi, mencoba menjelaskan situasi yang terjadi.
BACA JUGA:Demi Kelancaran Tugas di BKPSDM Tetap Terjaga : Pj Walikota Prabumulih Tunjuk Plt Kepala BKPSDM !
BACA JUGA:Karnaval Budaya, Jalan Jendral Sudirman Prabumulih Ditutup 12 Jam
Petugas kepolisian yang tiba di lokasi kejadian segera melakukan pemeriksaan terhadap Kahfi dan truk yang dikendarainya.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, truk kontainer tersebut memiliki ketinggian 4,10 meter, sementara ketinggian beton gerbang selamat datang hanya 3,98 meter.
Selisih tinggi ini diduga menjadi penyebab utama terjadinya insiden tersebut.
Lebih lanjut, petugas kepolisian menemukan bahwa truk kontainer yang dikendarai Kahfi tidak memiliki plat nomor di bagian depan maupun belakang.
Selain itu, Kahfi juga tidak dapat menunjukkan surat kendaraan dan surat jalan yang seharusnya dibawa saat melakukan perjalanan.
"Sopir telah kami amankan di Satlantas Polres Prabumulih dan masih dalam pemeriksaan petugas kami," ungkap Kapolres Prabumulih, AKBP Endro Aribowo SIK MH, kepada wartawan yang meliput kejadian tersebut.
Gerbang selamat datang Prabumulih, yang roboh akibat insiden ini, merupakan salah satu ikon kota yang cukup dikenal.
Gerbang tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tanda perbatasan kota, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan masyarakat Prabumulih.
Di atas gerbang tersebut, terdapat replika buah nanas, yang menjadi simbol kekayaan alam dan komoditas unggulan daerah tersebut.
Kejadian ini tentu saja menimbulkan keprihatinan mendalam, baik dari pemerintah kota maupun masyarakat setempat.
Gerbang yang seharusnya menyambut warga dan pengunjung kota kini hancur dan meninggalkan kerugian materiil yang tidak sedikit.