Pernyataan ini mencerminkan realitas bahwa meskipun Toyota Prius Hybrid memiliki teknologi canggih dan ramah lingkungan, ia tetap harus menghadapi tantangan berat di pasar yang tidak lagi sebergairah dulu.
Toyota Prius Hybrid generasi kelima hadir dengan berbagai inovasi yang memukau.
Mengusung platform TNGA (Toyota New Global Architecture) generasi kedua, Prius baru ini dirancang untuk memberikan pusat gravitasi yang lebih rendah, yang berimbas pada peningkatan handling dan stabilitas kendaraan.
BACA JUGA:Suzuki Ertiga, XL7, dan Grand Vitara Hybrid : Kombinasi Sempurna Gaya, Efisiensi, dan Performa !
BACA JUGA:BYD Seal 07 Meluncur 2025: Mobil LIstrik Canggih, Kombinasi Performa dan Teknologi !
Platform ini juga menawarkan kenyamanan berkendara yang lebih baik dan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi, yang merupakan nilai jual utama dari kendaraan hybrid.
Mesin 2ZR-FXE yang digunakan pada Prius Hybrid ini adalah mesin 4 silinder inline 16 katup DOHC yang mampu menghasilkan tenaga hingga 72 kW pada 5.200 rpm dan torsi 142 Nm pada 3.600 rpm.
Mesin ini didukung oleh sistem hybrid yang memungkinkan pengendara untuk beralih antara mode listrik dan mode bensin, memberikan efisiensi bahan bakar yang luar biasa serta mengurangi emisi karbon.
Namun, meskipun menawarkan banyak fitur canggih dan ramah lingkungan, Prius Hybrid tetap menghadapi tantangan dalam memenangkan hati konsumen Indonesia.
Salah satu faktor yang mungkin menjadi penghambat adalah harga.
Dengan banderol Rp698 juta, Toyota Prius Hybrid generasi kelima ini masuk dalam kategori kendaraan premium yang mungkin tidak terjangkau oleh sebagian besar konsumen Indonesia.
Di sisi lain, konsumen yang mampu membeli kendaraan dengan harga tersebut mungkin lebih memilih SUV atau MPV yang menawarkan lebih banyak ruang dan fleksibilitas.
Selain tantangan dari segi pasar, Anton Jimmi Suwandy juga mengakui bahwa Toyota Indonesia menghadapi kendala dalam hal pasokan unit.
"Tetapi memang suplainya terbatas. Kita sampai beberapa bulan ke depan baru terima unit baru sekitar 5 unit. Jadi memang tidak ada push untuk dealer menggali inden lebih panjang," jelasnya.
Ini menunjukkan bahwa meskipun permintaan untuk Prius Hybrid tidak terlalu tinggi, Toyota Indonesia juga tidak mampu menyediakan unit dalam jumlah besar, yang semakin memperparah kondisi pasar yang sudah lesu.
Dalam jangka pendek, Toyota tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan volume penjualan yang rendah untuk Prius Hybrid.