Proses pendaftaran di KPU dijadwalkan berlangsung mulai pukul 14.00 WIB.
BACA JUGA:Bertaji Didukung 9 Parpol, YPN YESS 3 Parpol
BACA JUGA:6 Pasangan Cagub-Cawagub Resmi Diusung PDIP : Siap Hadapi Pilkada 2024 !
"Di pagi hari tanggal 29 Agustus, kami akan berkumpul di kediaman Andriansyah Fikri untuk melakukan deklarasi, kemudian melaksanakan ishoma, dan sekitar pukul 13.00 WIB kita akan berangkat ke KPU," ujar Dipe Anom.
Lebih lanjut Dipe Anom yang merupakan adik kandung H Andriansyah Fikri menuturkan, meskipun PDIP telah menerima surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, pihaknya akan menyerahkan surat rekomendasi B1-KWK secara resmi kepada pasangan "Ber-Fikir" di tingkat DPC PDIP Prabumulih.
Penyerahan ini dilakukan sebagai bentuk formalitas dan komitmen dari partai untuk mendukung penuh pasangan calon yang diusung.
"Jika tidak ada keputusan MK kemarin, artinya kita memang benar-benar tidak bisa berlayar dan PDIP akan dipastikan berseberangan dengan Golkar. Namun, dengan adanya putusan MK ini, kami merasa mantap untuk maju berlayar," tegas Dipe Anom.
Ia juga mengimbau seluruh kader dan simpatisan PDIP untuk tegak lurus dalam mendukung pasangan calon yang diusung.
Dipe menekankan pentingnya konsolidasi di tingkat ranting hingga anak ranting untuk memastikan soliditas partai dalam menghadapi Pilkada 2024.
"Partai juga akan melakukan konsolidasi internal untuk memastikan bahwa semua kader tegak lurus dengan arahan partai. Sanksi tetap akan diberikan kepada siapa pun yang mencoba membelot," lanjutnya.
Ketika ditanya tentang kemungkinan berlayar dengan satu perahu, Dipe Anom mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Jika tidak ada hambatan, PDIP dan PSI akan berkolaborasi untuk mendukung pasangan "Ber-Fikir" dalam Pilkada Prabumulih 2024.
"Saat ini kami masih melakukan koordinasi dengan PSI. Jika tidak ada hambatan, kita akan berkolaborasi dengan PSI," jelas Dipe Anom.
Alasan PDIP tetap berpasangan dengan Syamdakir, meskipun ia adalah Ketua DPD Golkar yang tidak mendapatkan partai, adalah karena adanya komunikasi intensif antara kedua pihak yang sudah terjalin dengan baik.