Pada tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2 persen, namun pada tahun 2023, angka tersebut berhasil ditekan menjadi 21,5 persen.
Meskipun demikian, pemerintah menyadari bahwa capaian ini perlu terus dipercepat dan diperluas agar target nasional, yaitu menurunkan prevalensi stunting menjadi di bawah 14 persen pada tahun 2024, dapat tercapai.
“Kami akan terus memperkuat dan mengakselerasi upaya penurunan prevalensi stunting melalui berbagai intervensi berbasis wilayah, dengan fokus pada 12 provinsi prioritas. Intervensi ini terutama akan diarahkan pada 1.000 hari pertama kehidupan, yang merupakan periode krusial bagi tumbuh kembang anak,” jelas Sri Mulyani.
BACA JUGA:Cara Pendaftaran Online CPNS BASARNAS 2024/2025 : Panduan Lengkap dan Terbaru !
Program Makan Bergizi Gratis yang akan diluncurkan pada tahun 2025 merupakan bagian dari strategi komprehensif pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
Program ini didesain untuk memberikan akses makanan bergizi dan susu gratis bagi anak-anak sekolah dan pesantren, serta menyediakan bantuan gizi untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita yang berisiko mengalami stunting.
Dalam Buku II Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025, dijelaskan bahwa Program MBG tidak hanya berfungsi sebagai penambah nutrisi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, yang pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan menekan angka putus sekolah.
Program ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan prestasi akademis para siswa, serta berperan penting dalam membangun SDM yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.
Selain fokus pada anak sekolah, Program MBG juga bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang memadai bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak balita.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok rentan ini mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anak mereka.
Dengan demikian, program ini tidak hanya berkontribusi terhadap pencegahan stunting, tetapi juga berperan dalam menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.
Selain aspek kesehatan dan pendidikan, Program MBG juga dirancang untuk memberikan efek ekonomi berganda.
Pemerintah menargetkan agar penyediaan makanan bergizi dalam program ini melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal sebagai penyedia makanan atau dapur umum.
Dengan melibatkan UMKM, program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sri Mulyani menyebutkan bahwa Program MBG dianggarkan sekitar Rp71 triliun atau 0,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).