Gula merupakan bahan pokok yang sangat sensitif terhadap perubahan harga, mengingat perannya yang vital dalam konsumsi harian masyarakat Indonesia.
Minyak goreng, baik dalam kemasan sederhana maupun curah, juga mengalami kenaikan harga.
Minyak goreng kemasan sederhana tercatat naik 0,55 persen atau Rp100 menjadi Rp18.190 per kilogram.
Sementara minyak goreng curah naik 0,12 persen atau Rp20 menjadi Rp16.120 per kilogram.
Kenaikan ini terjadi seiring dengan fluktuasi harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global.
Selain itu, harga tepung terigu juga mengalami kenaikan. Tepung terigu curah naik 0,29 persen atau Rp30 menjadi Rp10.250 per kilogram.
Sementara tepung terigu non-curah naik 0,68 persen atau Rp90 menjadi Rp13.350 per kilogram.
Kenaikan harga tepung terigu ini diperkirakan akan mempengaruhi harga produk turunannya seperti roti dan mi.
Sementara itu, harga ikan kembung dan tongkol juga mengalami kenaikan, meskipun tipis.
Ikan kembung naik 0,13 persen atau Rp50 menjadi Rp37.530 per kilogram, dan ikan tongkol naik 0,96 persen atau Rp310 menjadi Rp32.440 per kilogram.
Ikan bandeng juga tercatat naik tipis 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp33.240 per kilogram.
Garam halus beryodium, yang menjadi kebutuhan penting dalam rumah tangga, tetap stabil di level Rp11.480 per kilogram.
Stabilitas harga garam ini menunjukkan bahwa pasokan garam di pasar cukup terjaga, meskipun ada beberapa tantangan di sektor produksi akibat cuaca.
Kenaikan harga pangan yang mayoritas tipis ini menunjukkan adanya tekanan pada pasokan dan distribusi di pasar.
Meskipun kenaikannya tidak signifikan, tren ini bisa menjadi sinyal awal potensi inflasi pangan di masa mendatang.
Faktor cuaca, distribusi, dan dinamika pasar global turut berkontribusi dalam fluktuasi harga ini.