PLN Dorong Kesamaan Hak dan Kreativitas

Senin 19 Aug 2024 - 21:10 WIB
Reporter : Sefti
Editor : Isro Antoni

LAMPUNG – Laksanakan pelatihan kain batik cap melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Bukti nyata PLN serius dalam komitmen dukung produktivitas, kesamaan hak dan kesempatan. Menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi. Bagi penyandang disabilitas UMK difabel berbasis Wastra (Warisan Kain Nusantara) kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. 

Guna menumbuhkan potensi baru serta mendukung pengembangan UMK di Indonesia, PLN UIP Sumbagsel menggelar pelatihan Batik Cap yang diikuti oleh seluruh anggota UMK Batik Tulis Shiha Ali Penawartama di Desa Sidoharjo, Lampung, pada tanggal 18-20 Juli 2024.

Ketua Kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali, Nasheeha, sangat mengapresiasi wujud kepedulian PLN dalam program pelatihan Batik Cap ini. Dirinya menjelaskan bahwa UMK ini beranggotakan sebanyak 45 orang dan 30 orang diantaranya adalah penyandang disabilitas.

Nasheeha menerangkan bahwa kelompok UMK Batik Tulis Shiha Ali merupakan salah satu UMK berbasis wastra (kain nusantara) yang berfokus pada pembuatan batik tulis khas Lampung. “Sebagian besar pengrajin Batik Tulis Shiha Ali adalah penyandang disabilitas yang mandiri. Meski memiliki keterbatasan, Kain Batik yang dihasilkan oleh anggota kelompok UMK ini telah banyak diminati oleh pasar lokal,” terang Nasheeha.

BACA JUGA:Antusias Saksikan Panjat 79 Pinang

BACA JUGA:Palembang Perbanyak Destinasi Wisata

Ia menuturkan, pelatihan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh anggota Kelompok UMK Batik Shiha Ali. Dirinya sangat bersyukur kini motif Kain Batik Shiha Ali semakin variatif. Rata-rata hasil produksi per orang per harinya mampu menghasilkan 16 potong kain Batik. 

"Ini tentu jauh berbeda sebelum mendapat pelatihan dari PLN, rata-rata kuantitas jumlah hasil produksi per orang per harinya hanya mampu menghasilkan 1 (satu) potong kain saja. Persentase peningkatan produksi dirasakan 100%," tambahnya.

Sistem produksi yang kian efektif dan efisien serta kualitas yang semakin membaik, turut berdampak pada segmentasi pasar yang semakin luas. Produksi Kain Batik Shiha Ali kini dapat dibeli oleh semua kalangan dengan harga yang lebih terjangkau dan dengan motif yang lebih variatif sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil penjualan. 

"Proses produksi yang cukup lama, membuat harga jual Kain Batik Shiha Ali dulunya cukup mahal dan hanya diminati oleh kalangan menengah atas saja. Proses membatik dengan metode cap ini, membuat proses produksi kian efektif dan efisien. Sehingga harga jual Kain Batik Shiha Ali kini dapat diturunkan dan menjangkau semua kalangan masyarakat. Sehingga berdampak terhadap peningkatan hasil penjualan UMK ini," jelas Nasheeha. 

Kelompok UMK Batik Shiha Ali kini dapat melayani permintaan dengan jumlah besar dan mampu melayani permintaan Batik. Seperti pembuatan seragam Perusahaan bila ada yang ingin memesan se-Kabupaten Tulang Bawang dan se-Provinsi Lampung. 

BACA JUGA:Jaga Keamanan Pilkada 2024 : Pantau Isu di Media Sosial dan Online !

BACA JUGA:Semarak HUT RI ke-79 di Kompleks Sukarame Gardena Palembang : Warga Menggelar Beragam Lomba !

Ketua Desa Mandiri Budaya Kelurahan Panggungharjo sekaligus Dosen Tenaga Pengajar Luar Biasa (TPLB) Diploma IV Batik da Fashion Jurusan Kriya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Nurohmad, S. Sn berkesempatan hadir sebagai narasumber. Membagikan ilmu serta pengalamannya sekaligus praktik langsung pembuatan Batik Cap yang diikuti secara antusias oleh seluruh anggota UMK Batik Shiha Ali.

"Seluruh anggota UMK yang hadir akan praktik langsung membuat Batik Cap, hal paling mendasar tentunya ialah pembuatan motif dan pembuatan cairan malam hingga proses pengecapan dan pewarnaan pada kain Batik," ucap Nurohmad.

Kategori :

Terkait

Senin 19 Aug 2024 - 21:10 WIB

PLN Dorong Kesamaan Hak dan Kreativitas

Senin 29 Jul 2024 - 21:55 WIB

Gelar Program Donor Darah

Senin 29 Jul 2024 - 20:06 WIB

PT PLN Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi

Senin 29 Jul 2024 - 19:38 WIB

Gelar Pelatihan Harga Pokok Produksi