Sejak pertama kali ditemukan, Tambang Grasberg telah menghasilkan jutaan ons emas setiap tahunnya.
Pada tahun 2018, produksi emas di tambang ini mencapai puncaknya dengan 2,7 juta ons, yang merupakan peningkatan signifikan sebesar 68,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, produksi mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020 karena transisi dari tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah (underground).
BACA JUGA:Profil 9 Kabupaten dan Kota Penghasil Jenderal di Sumatera Selatan : Menelusuri Akar Kepemimpinan !
Meskipun demikian, produksi mulai meningkat kembali pada tahun 2021 dengan 1,3 juta ons dan diharapkan terus meningkat hingga mencapai 1,8 juta ons pada tahun 2023.
2. Tumpang Pitu: Tambang Emas di Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur juga memiliki tambang emas yang signifikan, yakni Tambang Emas Tujuh Bukit yang terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
Tambang ini, yang lebih dikenal dengan nama Tumpang Pitu, memiliki cadangan emas yang diperkirakan mencapai 702.000 ons dari tambang terbuka, dan sekitar 28 juta ons dari tambang bawah tanah.
Penambangan emas di Tumpang Pitu dimulai pada Desember 2016, dengan area eksplorasi seluas 4.998 hektar.
Meskipun relatif baru, tambang ini telah menunjukkan potensi besar dengan perkiraan masa tambang yang dapat mencapai 40 tahun.
Pada tahun 2022, produksi emas di Tumpang Pitu mencapai 124.000 ons, menjadikannya salah satu tambang emas paling produktif di Indonesia.
3. Gosowong: Harta Karun dari Halmahera
Pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara juga menjadi tuan rumah bagi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia, yaitu Tambang Emas Gosowong.
Ditemukan pada akhir 1990-an, Gosowong menjadi salah satu sumber emas yang signifikan di Indonesia dengan cadangan yang diperkirakan mencapai 860.000 ons atau setara dengan 26,9 ton emas.
Penambangan emas di Gosowong dilakukan dengan metode tambang terbuka hingga akhirnya beralih ke tambang bawah tanah.