7. Musi Rawas Utara
Musi Rawas Utara, yang merupakan daerah dengan banyak aliran sungai dan perbukitan, juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami banjir dan longsor.
Curah hujan yang tinggi di wilayah ini, terutama pada bulan Januari 2024, diprediksi akan menyebabkan meluapnya sungai-sungai dan memicu terjadinya longsor di daerah perbukitan.
Pemerintah daerah dan masyarakat di Musi Rawas Utara perlu bersiap-siap menghadapi kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Selain curah hujan yang tinggi, ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi terjadinya banjir dan longsor di wilayah Sumatera Selatan.
Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi geografis, geologis, serta penggunaan lahan yang tidak terkendali.
1. Kondisi Geografis dan Geologis
Wilayah barat Sumatera Selatan sebagian besar terdiri dari perbukitan dan pegunungan, dengan banyak aliran sungai yang mengalir dari hulu ke hilir.
Kondisi geografis ini membuat wilayah tersebut rentan terhadap banjir dan longsor, terutama saat curah hujan tinggi.
Selain itu, tanah di beberapa daerah di wilayah ini cukup labil, sehingga rawan terjadi longsor, terutama di daerah yang memiliki banyak tebing dan lereng curam.
2. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang tidak terkendali, seperti pembukaan lahan untuk pertanian atau perkebunan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air, juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir dan longsor.
Penebangan hutan secara liar, terutama di daerah perbukitan, menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai penahan air dan pengikat tanah.
Akibatnya, saat curah hujan tinggi, air hujan tidak dapat diserap oleh tanah secara optimal, sehingga mengalir ke permukaan dan menyebabkan banjir.
Selain itu, hilangnya vegetasi di daerah perbukitan juga membuat tanah menjadi lebih mudah longsor.
Menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor, diperlukan upaya pencegahan dan mitigasi yang komprehensif.