“Kita sadar tidak bisa serta merta kita hadir lalu memberikan anak-anak buku begitu saja. Ada banyak kegiatan lain yang kita selenggarakan untuk menarik minat anak, seperti mewarnai di media kain atau baru, belajar kesenian tradisional seperti menari, bahkan posyandu,” ujar Ayi Endar.
BACA JUGA:KPU dan Kejari OKU Timur Jalin MoU
BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Imbau Masyarakat Waspada Api
Saat ini di Bale Buku paginya diisi kegiatan PAUD dan sore harinya diisi TPA.
“Jadi memang kolaborasi dengan semua pihak diperlukan terutama pemerintah setempat untuk mendukung Bale Buku tetap eksis” ucap pria yang akrab disapa Bang Ay ini.
Sementara itu mewakili Lurah Palmeriam,Kasi Kesejahteraan Rakyat Kelurahan Palmeriam, Yenti, mendukung pernyataan yang disampaikan Bang Ay.
Tentu menjelaskan Kampung Literasi Palmeriam yang terdapat Bale Buku didalamnya merupakan kawasan yang sebelumnya merupakan kawasan terisolir di Ibukota dengan sejumlah permasalahan sosial, termasuk kegiatan prostitusi yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.
BACA JUGA:Sulit Punya Momongan: RS AR Bunda Lubuklinggau Hadirkan Klinik Layanan Bayi Tabung
BACA JUGA:Gedung Perpustakaan OKU Timur dan Aplikasi Srikandi Diresmikan
“Dukungan dari Pak RW dan jajarannya ditambah teman-teman yang tidak lelah menciptakan iklim literasi sebagai komitmen terhadap pendidikan karakter anak, Bale Buku hadir untuk berkontribusi dalam meningkatkan budaya literasi anak-anak” tuturnya.
Beliau juga menceritakan bagaimana tantangan bisa bergerak tanpa menimbulkan kontra di tengah lingkungan masyarakat yang complicated permasalahannya. Bale Buku ia akui berhasil mengubah image kumuh dan kriminal dari kampung Palmeriam yang ada di pojokan jalur kereta.
Selain pemerintah setempat, Pembina Bale Buku Palmeriam juga merupakan Anggota DPRD terpilih. Pria yang akrab di sapa Bang Gozii ini pun menambahkan rasa bangganya atas keberhasilan Bale Buku menciptakan iklim literasi di masyarakat.
Beliau juga merasa sangat tersanjung dengan kehadiran romb TP-PKK Kabupaten Banyuasin yang telah mengunjungi Bale Buku Palmeriam. Bang Gozi juga menyampaikan beautifikasi juga dilakukan terhadap Bale Buku untuk bersolek semakin memperindah nuansa tempat, sehingga anak-anak akan betah dan nyaman.
Lebih lanjut, ia mengungkap muasal di balik penamaan Bale Buku, yakni ‘Bale’ yang akrab dalam bahasa Betawi, yakni tempat berkumpul. Bale Buku juga menawarkan nuansa teduh layaknya rumah Betawi disisipi mural-mural bertuliskan nama-nama produk budaya Betawi.