Program ini juga mencakup pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari rumah tangga hingga sektor usaha.
2. Kota Martapura: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat
Martapura, dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat, berhasil meraih Adipura 2023.
"Kami mengimplementasikan sistem pengelolaan sampah terpadu, dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan sampah. Kami juga aktif mengadakan lomba kebersihan antar-desa dan kampanye lingkungan," ujar Bupati OKU Timur, Ir. H. Lanosin, MT.
Program ini tidak hanya meningkatkan kebersihan kota, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan gotong royong antarwarga.
3. Kota Muara Enim: Konsistensi dan Inovasi
Muara Enim menunjukkan konsistensinya dalam menjaga kebersihan dan lingkungan.
"Kami mengembangkan kebun bibit tanaman hias dan melakukan penanaman pohon secara massif di berbagai titik kota," ujar Pj. Bupati Muaraenim saat dijabat Ahmad Rizali.
Selain itu, Muara Enim juga mengembangkan inovasi pengolahan sampah menjadi energi alternatif, yang menjadi salah satu poin penting dalam penilaian Adipura.
"Kami mengelola sampah organik menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan energi listrik," tambahnya.
4. Kota Lahat: Kolaborasi dan Keberlanjutan
Lahat meraih Piala Adipura ke-10 berkat kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta.
"Kerja keras dan kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan kami," kata Pj Bupati Lahat saat dijabat M Farid.
Pemkab Lahat juga mengembangkan program daur ulang sampah, mengadakan lomba kebersihan antar-sekolah, dan kampanye pengelolaan sampah dari rumah tangga.
"Kami terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar dan berkelanjutan," tambah Farid.
Manfaat dari Piala Adipura bagi Kota dan Masyarakat