Langkah hilirisasi ini diharapkan dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh para petani kelapa di Sumsel.
Terutama terkait harga kelapa yang relatif murah karena hanya mengikuti perkembangan pasar tanpa adanya jaminan pemasok atau pembelian dalam jumlah besar.
"Dengan adanya pabrik hilirisasi ini, kebutuhan kelapa akan meningkat karena dijadikan bahan baku untuk bioavtur. Ini akan menguntungkan petani karena permintaan kelapa akan bertambah dan harga jual di tingkat petani bisa meningkat," ujar Mukpakanisin.
BACA JUGA:5 Kabupaten dengan Jumlah Penduduk Terbanyak di Sumatera Selatan : Juaranya Bukan OKI !
Dalam upaya meningkatkan mutu dan jumlah produksi kelapa, Disbun Sumsel telah memberikan bantuan benih kelapa kepada 6 kabupaten pada tahun 2023.
Sebanyak 15.800 benih kelapa diserahkan untuk Kabupaten Muara Enim, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, dan OKU Timur.
Bantuan ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi kelapa di wilayah-wilayah tersebut.
Mukpakanisin berharap dengan adanya bantuan benih kelapa dan pembangunan pabrik pengolahan, produksi kelapa di Sumsel akan terus meningkat.
"Kami berkomitmen untuk terus mendukung para petani kelapa agar bisa meningkatkan produksi dan kesejahteraan mereka," pungkasnya.
Pembangunan pabrik pengolahan kelapa menjadi bioavtur di Kabupaten Banyuasin diharapkan memberikan beberapa dampak ekonomi positif bagi para petani kelapa di Sumatera Selatan.
Berikut adalah beberapa dampak yang diharapkan:
1. Peningkatan Harga Jual Kelapa
Saat ini, harga kelapa di wilayah Sumatera Selatan relatif murah karena petani hanya bisa menjual dalam bentuk kelapa butiran tanpa nilai tambah yang signifikan.
Dengan adanya pabrik bioavtur, permintaan kelapa diperkirakan akan meningkat, yang akan mendorong harga jual kelapa di tingkat petani.
2. Stabilitas Permintaan