Orang yang meninggal muda akan menempati Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang berwarna hijau.
Sementara itu, arwah orang yang semasa hidupnya berlaku jahat akan menempati Tiwu Ata Polo, yang warnanya bisa berubah dari hijau tua, coklat, hingga merah.
Warna danau-danau di Kelimutu dapat berubah-ubah, dari hijau menjadi biru, hitam, atau merah.
BACA JUGA:Keunikan Desa Wae Rebo yang Tersembunyi di Flores NTT, Desa Terindah di Indonesia !
Masyarakat setempat percaya bahwa perubahan warna danau membawa pesan tertentu.
Misalnya, pada tahun 1996 sebelum krisis moneter terjadi, danau mengalami perubahan warna. Begitu pula pada tahun 2008 menjelang meninggalnya Pak Harto (Soeharto), warna danau kembali berubah.
Secara ilmiah, perubahan warna danau disebabkan oleh aktivitas vulkanis di dalam bumi yang mendesak gas-gas ke permukaan.
Gas-gas ini bereaksi dengan air danau dan menyebabkan perubahan warna. Perubahan warna ini tidak memiliki pola yang jelas dan tergantung pada aktivitas vulkanik yang terjadi.
Warna hijau berubah menjadi putih, menandakan meningkatnya aktivitas Gunung Kelimutu.
Danau Kelimutu, yang terletak di ketinggian 1.639 meter di atas permukaan laut, berasal dari kata "keli" yang berarti gunung dan "mutu" yang berarti mendidih.
Jadi, Kelimutu bermakna gunung mendidih dengan perbedaan warna air. Pesona danau tiga warna ini memukau banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Jaraknya sekitar 65 kilometer dari Kota Ende, membuat perjalanan ke sana menjadi petualangan tersendiri.
Seorang wisatawan asal Jakarta, Gabriel, mengaku takjub dengan pemandangan alam di kawasan ini.
Meski tidak dapat melihat keindahan danau dengan jelas karena kabut, Gabriel tetap terkesan dengan keindahan alam tersebut.
"Indah sekali. Ternyata banyak wilayah di Indonesia yang perlu dijelajahi dan lebih indah dibandingkan tempat lain," katanya.