Visual letusan baru bisa terlihat saat erupsi pukul 04:58 WIB dengan ketinggian kolom abu vulkanik mencapai 1.000 meter di atas puncak.
Erupsi Gunung Semeru ini mengakibatkan hujan abu di beberapa daerah sekitar lereng gunung, terutama di kawasan yang berada di utara dan barat laut gunung.
Warga setempat diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata pelindung untuk menghindari iritasi mata dan gangguan pernapasan akibat abu vulkanik.
BACA JUGA:Gunung Semeru Muntahkan Kolom Abu Setinggi 900 Meter : Potensi Bahaya Erupsi
BACA JUGA:Pesona Lereng Gunung Dempo nan Menggoda Wisatawan
Visual letusan juga teramati pada pukul 05:40 WIB dengan tinggi kolom letusan abu vulkanik mencapai 500 meter di atas puncak.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik," tambah Ghufron.
Sejak 1 Januari 2024 hingga 7 Juli 2024 pukul 07:00 WIB, tercatat Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu telah mengalami 664 erupsi atau letusan dengan status siaga atau level III.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat diminta untuk terus mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sebagai langkah pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang telah menyiapkan sejumlah titik pengungsian yang siap menampung warga jika situasi semakin memburuk.
Pihak BPBD juga terus berkoordinasi dengan PVMBG dan instansi terkait untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru.
Warga yang berada di sekitar kawasan rawan bencana juga diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Penyuluhan dan simulasi bencana telah dilakukan secara berkala untuk memastikan warga siap menghadapi kemungkinan terburuk.