Dengan kondisi ini, potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, angin puting beliung, dan tanah longsor dapat meningkat.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa potensi peningkatan hujan dipicu oleh beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia.
Fenomena seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby Kelvin, pola sirkulasi siklonik, dan pengaruh La Nina, semuanya berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 21 Juni 2024 : Sebagian Besar Ibu Kota Provinsi Cerah Berawan !
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Kamis 20 Juni 2024 : Hujan Lebat Guyur 18 Provinsi di Indonesia !
Meskipun Indonesia saat ini memasuki puncak musim kemarau pada medio dasarian II Juli – September 2024.
BMKG tetap mengingatkan bahwa kondisi cuaca bisa berubah secara mendadak.
Masyarakat di seluruh wilayah perlu tetap waspada dan siap menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang dapat terjadi.
BMKG juga menekankan pentingnya tindakan pencegahan dan kesiapan menghadapi bencana alam.
Kerja sama antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat dalam memonitor dan merespons perubahan cuaca menjadi kunci dalam meminimalkan dampak buruk yang bisa timbul akibat kondisi cuaca yang tidak menentu.***