Desa Tungku Jaya OKU jadi Sentra Budi Daya Bawang Merah
Unsur Muspida menanam bawang merah di Desa Tungku Jaya--
BATURAJA- Desa Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menjadi sentra budi daya tanaman bawang merah dengan hasil panen secara keseluruhan mencapai 1.650 ton per tahun.
"Desa Tungku Jaya menjadi sentra penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten OKU," kata Penjabat Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah, Minggu (12/11).
Menurut dia, keberhasilan petani dalam budi daya bawang merah tidak terlepas dari peran pemerintah dalam mendorong pengembangannya melalui pembinaan kepada kelompok tani.
BACA JUGA:Sebanyak 2.353 Peserta PPPK Ogan Ilir akan Mengikuti Tes Kopetensi, Simak Lokasi dan Tanggal Tesnya
Termasuk juga dukungan bantuan bibit untuk kelompok tani di daerah itu sehingga hasil panen yang didapat terus meningkat setiap tahunnya.
"Bantuan bibit yang disalurkan melalui Dinas Pertanian OKU tepat sasaran sehingga petani lebih mudah bercocok tanam," tegasnya.
Menurut dia, dengan hasil produksi bawang yang berlimpah tersebut minimal kedepannya Kabupaten OKU tidak tergantung pasokan bawang merah lagi dari daerah lain seperti Pulau Jawa dan Palembang.
BACA JUGA:Ormas Islam di OKU Dukung Kemerdekaan Bangsa Palestina
"Mudah-mudahan dengan hasil produksi yang banyak dan berlimpah, OKU tidak tergantung lagi pasokan bawang merah dari luar daerah. Hal ini juga sejalan dengan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GMSP) yang digalakkan Gubernur Sumsel, Herman Deru," ujarnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Makmur Tejo, Winarno secara terpisah mengatakan total luas lahan budi daya bawang merah di desa itu mencapai 55 hektare (Ha).
Dalam satu Ha, kata dia, petani di Desa Tungku Jaya dapat memproduksi hasil panen bawang merah kisaran 8-12 ton/sekali panen.
BACA JUGA:Dinilai Berhasil Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Muba Dapat Reward Miliaran Rupiah
"Setiap satu tahun kami dapat memanen bawang merah sebanyak 3 kali panen," jelasnya.
Meskipun kemarau panjang, lanjut dia, kelompok tani yang berjumlah 20 orang ini tetap bisa menanam holtikutura jenis bawang merah tersebut.
"Untuk penyiraman petani sangat terbantu karena di sekitar kebun bawang didukung keberadaan kolam retensi yang sumber airnya tidak kering meskipun kemarau panjang," ujar dia. ***