Ratusan Hektar Kebun Karet di Desa Jungai Tak Produktif Lagi

Reses anggota DPRD Sumsel di Desa Jungai Prabumulih yang menemukan ratusan hectare kebun karet tak produktif.-Foto: Istimewa-

KORANPALPOS.COM - Desa Jungai, yang terletak di Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT), Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, saat ini menghadapi tantangan serius dalam sektor perkebunan karet. 

Menurut Kepala Desa Jungai, Iskandar, sekitar 50 persen dari total 600 hektar kebun karet di desanya sudah tidak lagi produktif.

Hal ini diungkapkan dalam acara reses tahap I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Selatan, yang berlangsung di lapangan futsal Desa Jungai pada Selasa, 3 Desember 2024.

Iskandar menjelaskan bahwa penyebab utama dari ketidakproduktifan kebun karet tersebut adalah usia pohon karet yang sudah tua.

BACA JUGA:DPR RI Dorong Digitalisasi dan Peningkatan Layanan Pendaftaran Tanah di Prabumulih

BACA JUGA:Tim BERTAJI Rayakan Kemenangan dengan Cukur Botak Massal

"Pohonnya sudah tua, hasil getahnya sudah tidak produktif lagi," ungkapnya. 

Untuk mengatasi kebun karet yang sudah tidak produktif tersebut kata Iskandar, sejumlah petani hendak melakukan peremajaan.

Namun, peremajaan tersebut terhambat oleh beberapa faktor, terutama kondisi ekonomi masyarakat yang belum cukup mampu untuk membeli bibit baru serta pupuk. 

"Peremajaan seharusnya dilakukan, tetapi kami terkendala dengan kondisi ekonomi. Kami tidak mampu membeli bibit baru," tambah Iskandar. 

BACA JUGA:Pj Bupati OKU Berikan Bantuan untuk Warga Terdampak Puting Beliung

BACA JUGA:Target 2025 : Angka Kemiskinan di Muba Ditargetkan Turun Satu Digit !

Selain itu, aturan pemerintah yang melarang pembakaran lahan menjadi kendala tambahan bagi petani.

"Kami tidak bisa membakar, sementara dari dulu peremajaan dilakukan dengan cara ditebang dan dibakar," ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan