Lion Air Gagal Mendarat di Bengkulu : Dialihkan ke Bandara SMB 2 Palembang !
Pesawat udara maskapai penerbangan Lion Air bersiap lepas landas di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang-FOTO : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT638 yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, harus mengalami pengalihan (divert) ke Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Minggu 13 Oktober 2024 akibat cuaca buruk di Bengkulu.
Keputusan ini diambil demi keselamatan penerbangan, setelah jarak pandang di Bandara Fatmawati Soekarno terbatas karena hujan lebat dan kabut yang menyelimuti area tersebut.
Executive General Manager Bandara SMB II Palembang, R. Iwan Winaya, mengonfirmasi bahwa pengalihan penerbangan tersebut terjadi karena faktor cuaca ekstrem yang mengganggu jarak pandang di wilayah Bengkulu.
BACA JUGA:Ekonomi Warga Sedang Sulit : Anggota DPR Dapat Tunjangan Jumlah Fantastis !
“Pesawat Lion Air rute Jakarta-Bengkulu ini dialihkan ke Palembang karena Bandara Fatmawati Soekarno mengalami cuaca buruk, yang menyebabkan jarak pandang terbatas. Dalam dunia penerbangan, hal ini merupakan tindakan yang wajar dan diperlukan demi keselamatan para penumpang dan kru,” ujar Iwan.
Cuaca buruk yang melanda Bengkulu menyebabkan jarak pandang di landasan pacu di bawah standar aman yang dibutuhkan pesawat untuk mendarat dengan selamat.
Menghadapi kondisi ini, kapten pesawat memutuskan untuk mengikuti prosedur standar dan mengalihkan pesawat ke bandara terdekat yang memiliki kondisi cuaca lebih baik.
BACA JUGA:Perusahaan dan UMKM di Sumsel Dianugerahi Siddhakarya
BACA JUGA:Karhutla di Sumsel Capai 9.697 Ha : Tertinggi Dalam Setahun Terakhir !
Pengalihan penerbangan atau divert adalah salah satu prosedur standar dalam dunia penerbangan ketika kondisi cuaca di bandara tujuan tidak memungkinkan pesawat untuk mendarat dengan aman.
Prosedur ini biasanya diputuskan oleh kapten pesawat setelah berkoordinasi dengan menara pengendali lalu lintas udara (ATC) dan berdasarkan informasi cuaca terkini dari bandara tujuan.
“Keamanan penerbangan selalu menjadi prioritas utama, dan kami tidak akan memaksakan pesawat untuk mendarat jika jarak pandangnya di bawah standar minimum. Hal ini justru bisa berisiko bagi keselamatan semua yang ada di pesawat,” jelas Iwan.
BACA JUGA:Clara Shafira Siap Harumkan Indonesia di Ajang Miss Universe 2024