Wastra Pulau Dewata yang Mendunia
Wastra Pulau Dewata yang mendunia-Foto : ANTARA/ Fikri Yusuf-
PULAU Dewata tidak hanya kaya dengan seni budaya dan kekayaan alamnya, masyarakatnya yang dikenal kreatif juga selalu menjaga dan melestarikan berbagai warisan budaya yang ada. Salah satunya adalah wastra atau kain tradisional.
Salah satu kain yang menjadi warisan luhur di Bali adalah kain tenun endek. Endek berasal dari kata “gendekan” atau “ngendek” yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya.
Motif kain itu dibuat dengan cara diikat. Saat dicelup, warna benang yang diikat tetap atau tidak berubah. Inilah yang disebut “ngendek”.
Kain endek tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat Bali.
BACA JUGA:Kemenkominfo Gencarkan Langkah Preventif Berantas Judi Online
BACA JUGA:Pj Bupati Muba Minta Camat Masifkan Sosialisasi Cegah Karhutla
Tidak hanya digunakan untuk melakukan upacara adat, saat ini busana berbahan kain endek juga telah umum digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari.
Penggunaan kain endek dalam aktivitas masyarakat telah diperkuat dengan adanya sejumlah kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
Gubernur Bali saat itu, Wayan Koster mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali sebagai bentuk keberpihakan kepada produk warisan budaya lokal dari IKM dan UMKM masyarakat Bali.
Kain tenun endek Bali juga telah dicatatkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional pada tahun 2020.
BACA JUGA:Melayani Para Tamu Allah Menuju Tanah Suci
BACA JUGA:Kisah Adolof Melawan Cibiran Hingga Menerima Kalpataru
Pesona kain endek Bali semakin mendunia ketika rumah mode Christian Dior memilih kain tenun endek Bali sebagai wastra pertama dari Indonesia yang digunakan sebagai bahan baku koleksi busana musim semi dan musim panas tahun 2021 yang diperagakan dalam ajang Paris Fashion Week pada akhir bulan September 2020.
Di Bali saat ini, busana berbahan kain endek sudah umum dikenakan oleh masyarakat termasuk generasi muda dalam aktivitasnya sehari-hari. Kain tradisional tersebut terbukti mampu membuat pemakainya tetap tampil kekinian bila dipadukan dengan fesyen bergaya modern.