HET Migor Naik, Wong Cilik Makin Terjepit !

Minyak goreng bersubsidi dari pemerintah segera naik jadi Rp 15.700 per liter -Foto: Istimewa-

PALEMBANG, KORANPALPOS.COM – Walaupun ada protes dan keberatan warga utamanya ibu-ibu atas rencana kenaikan masih goreng (Migor) subsidi pemerintah yakni minyakKita, namun nampaknya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tersebut tetap akan menaikkan salah satu kebutuhan dari sembilan bahan pokok tersebut 

Bahkan kalo sebelumnya penerapan kenaikan hanya Rp 500 saja namun saat ini rencana kenaikan minyak bersubsidi pemerintah tersebut diusulkan sebesar Rp 1.700,-.

Artinya harga MinyakKita kedepan Rp 15.700 perkilogram atau perliter dari harga sebelumnya Rp 14 ribu perkilogramnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan usulan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng rakyat atau MinyaKita naik menjadi Rp15.700 per liter.

BACA JUGA:Jaga Kelestarian Aneka Tanaman Hayati, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Groundbreaking Pembangunan Taman Rawa

BACA JUGA:Pj Gubernur Elen Setiadi Dampingi Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad Lakukan Kunjungan Ke Sumsel

Mendag saat ditemui di belum lama ini, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait kenaikan HET MinyaKita tersebut.

“Ya kita lagi nunggu Permendag, sementara saya minta Dirjen Kemendag untuk relaksasi harga Rp15.700 per liter,” kata Mendag.

Terkait kebijakan ini, sejumlah warga di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) angkat bicara menyikapi kenaikan harga minyak goreng merk MinyakKita yang merupakan minyak bersubsidi pemerintah.

Pemerintah berencana untuk menaikkan harga dari Rp 14.000 perkilogram menjadi Rp 15.700 per kilogram, dengan tujuan untuk mengurangi beban anggaran subsidi.

BACA JUGA:Tantangan Polri Semakin Berat di Era Transparansi : Kompolnas Soroti Peran Media Sosial !

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG Senin 1 Juli 2024 : Hujan Ringan di Sebagian Besar Wilayah Ibu Kota Provinsi !

Mamad, warga Alang-Alang Lebar Kota Palembang mengungkapkan, kekecewaannya terhadap kebijakan tersebut.

"Kenaikan harga ini akan langsung berdampak pada biaya hidup sehari-hari kami. Kami sudah merasa berat dengan kondisi ekonomi seperti ini, kenaikan harga semacam ini akan semakin mempersempit ruang untuk kebutuhan pokok," ujar Mamad, Rabu (3/7)..

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan