Tradisi dan Kenikmatan Kue Apem : Warisan Kuliner Nusantara yang Tetap Abadi

Menikmati kue apem, kenikmatan tradisional dengan sejarah panjang yang penuh makna.-Foto: Instagram @laysisilia-

Fermentasi: Diamkan adonan selama beberapa jam hingga mengembang.

Proses fermentasi ini penting untuk menghasilkan tekstur yang lembut dan rasa yang khas.

BACA JUGA:Resep Malbi Daging Sapi, Kuliner Ikonik dari Palembang yang Layak Dicoba !

BACA JUGA:Tips Memilih Buah untuk Salad Buah yang Segar dan Lezat!

Mencampur Bahan Tambahan: Tambahkan santan dan gula ke dalam adonan yang telah mengembang. Aduk hingga tercampur sempurna.

Mengukus: Tuang adonan ke dalam cetakan yang telah diolesi minyak. Kukus selama sekitar 30 menit hingga matang.

Penyajian: Kue apem biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut yang telah dikukus dan sedikit garam, menambah cita rasa gurih yang kontras dengan manisnya kue.

Kue apem memiliki makna simbolis yang mendalam dalam berbagai tradisi dan upacara adat di Indonesia.

Di Jawa, kue ini sering disajikan dalam acara selamatan atau syukuran, seperti selamatan tujuh bulanan kehamilan, sedekah bumi, hingga peringatan hari kematian.

Dalam tradisi ini, kue apem dianggap sebagai simbol permohonan maaf dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Selain itu, kue apem juga menjadi bagian dari perayaan besar seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Dalam momen-momen tersebut, kue ini tidak hanya menjadi sajian istimewa bagi keluarga, tetapi juga diberikan kepada tetangga dan kerabat sebagai simbol persaudaraan dan kebersamaan.

Meski kue apem memiliki resep tradisional yang sudah turun-temurun, tidak berarti kue ini tidak mengalami inovasi.

Di era modern, banyak varian kue apem yang bermunculan, menyesuaikan dengan selera dan kreativitas masyarakat. Beberapa varian populer termasuk:

Apem Gula Merah: Menggunakan gula merah sebagai pengganti gula pasir, memberikan rasa yang lebih kaya dan aroma yang khas.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan