Tips Mengatasi Trauma Makan pada Anak Ala Nikita Willy

Nikita Willy saat memberi makan anaknya-Foto : Tangkapan layar instagram @Nikitawillyofficial94-

Dalam periode tersebut, Nikita mempelajari menu-menu yang dapat menarik perhatian Isa dan memberinya makanan setiap dua setengah sampai tiga jam.

“Saya tidak suruh dia untuk makan, hanya berdiri di sampingnya,” katanya.

BACA JUGA:Perbandingan IPM dan Prestasi Akademik 10 Provinsi Penghasil Orang PIntar di Indonesia

BACA JUGA:Daftar 10 Provinsi Penghasil Orang Pintar di Indonesia 2024 : Juaranya Bukan Sumatera Selatan !

Nikita menekankan bahwa ia tidak memberikan komentar apapun agar Isa tidak semakin trauma dan fokus memastikan bahwa Isa makan ketika merasa lapar.

Pendekatan ini berhasil, dan Isa mulai makan dengan normal saat merasa lapar.

“Alhamdulillah ini berhasil karena dia mengikuti rasa laparnya, jadi saat dia lapar, dia makan tanpa henti,” kata Nikita dengan penuh syukur.

Menanggapi pengalaman Nikita, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, DR. Dr. Titis Prawitasari, SpA(K) memberikan pandangannya.

Menurutnya, anggota keluarga seperti kakek dan nenek seringkali secara tidak sengaja berperan sebagai distraktor pada waktu makan anak.

“Hal ini perlu mendapat perhatian lebih melalui penanaman disiplin dan edukasi yang permisif,” ujar Titis.

Ia juga menyoroti bahwa bukan hanya anggota keluarga, tetapi juga gawai dan aktivitas orang tua di sekitar meja makan dapat mengganggu konsentrasi anak saat makan.

“Seringkali anak duduk di high chair, kita (orang tua) berkeliling, makanya anak tidak ada contoh. Jadi bukan hanya gadget, tapi orang di sekelilingnya bisa mendistraksi, belum kalau tinggal di pinggir gang ada suara telolet, teriakan tukang ketoprak dan lain sebagainya,” jelas Titis.

Titis juga memberikan saran agar ibu-ibu lebih konsisten dalam menerapkan pola makan yang disiplin dan sabar dalam menghadapi anggota keluarga lain. Ia menekankan pentingnya tidak memberikan waktu makan yang terlalu panjang kepada anak.

“Pastikan anak itu bukan makan harus di belakang, sunyi, senyap. Makan is makan, jadi tidak usah panjang-panjang durasinya. Cukup 20-30 menit it’s ok, kalau sudah kenyang kita sudahi, nanti kasih lagi begitu dia lapar,” tutupnya.

Pengalaman Nikita Willy ini memberikan wawasan berharga bagi banyak orang tua yang mungkin menghadapi masalah serupa.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan